Kamis, 15 September 2011

CINTA UNTUK BUNDA

____________________________________

Untuk sosok Ibu yang selalu menjadi Inspirasi
____________________________________

Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
[Bunda- Melly Goeslaw]
____________________________________

Alunan merdu nyanyian Bunda dari Hpku seakan menyayat hati ini. Ku usap air mata dipipi dengan ujung jilbab. Lalu ku lihat nama Paman Ali muncul dilayar benda kecil ini.

"Assalamu'alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... Paman," sapaku.

"Wa'alaikumsalam Warahmatullahi Wabarakatuh... Dara, Dara kamu bisa pulang sekarang nak Bundamu ingin sekali bertemu denganmu,'' jawab Paman Ali tanpa panjang lebar.

"Ada apa dengan Bunda? Paman, seminggu yang lalu Dara dan Arif baru kembali dari kampung paman,'' hatiku mulai diliputi rasa gelisah.

"Sebenarnya paman tidak tega untuk mengatakan ini padamu nak, tapi kamu yang sabar ya, penyakit jantung Bundamu kambuh lagi dan sekarang Bundamu ingin bertemu dengan kalian berdua''

Ya ALLAH, kuatkanlah hati hambamu ini, baru beberapa menit yang lalu HP berdering panggilan dari sebuah rumah sakit yang mengabarkan kalau Arif adikku mengalami kecelakaan, dan sekarang Bunda.

***

Aku terhanyut dalam tangisan, Hp yang tadinya berada ditanganku telah jatuh kelantai, disaat yang sama Lala sahabatku masuk melihat aku menagis ia mengambil Hpku lalu berbicara dengan Paman Ali.

Aku memberi isyarat agar ia tidak mengatakan tentang kecelakaan yangg menimpa Arif dulu, karena aku tak mau penyakit bunda semakin parah.

Kemudian dengan ditemani Lala aku menuju ke Rumah Sakit melihat Arif.

Sesampainya disana yang ramai dipenuhi pasien korban tabrakan beruntun adikku yang saat itu mengendarai motor juga ikut menjadi korban. Saat melintasi koridor rumah sakit aku melihat seorang Ibu menangis disamping anaknya yang sudah tak bernyawa lagi, seorang wartawan datang mencoba mewawancainya.

Tapi Ibu itu tidak berkata sepatah kata pun yang terdengar hanya tangisannya. Aku menangis melihatnya, ingatanku tertuju akan Bunda. Bunda pasti sangat sedih jika tahu Arif mengalami kecelakaan.

Ya RABBI, kuatkan hatiku.

Lala mengapit tanganku menuju ruang UGD, rasanya kaki ini tak sanggup lagi melangkah melihat kondisi anak Ibu tadi aku tak sanggup membayangkan apa yang terjadi dengan adikku Arif. Dan saat mata ini tertuju pada sosok tubuh yang terbaring tak sadar diri dengan keadaan yang sangat memprihatinkan.

Seorang suster berkata, "Apa mbak anggota keluarga dari pasien yang bernama Muhammad Arif?"

"Iya suster, ini kakaknya" jawab Lala.

Sementara aku lemas dalam pelukan Lala.

Ya ALLAH.....

Tiba-tiba badanku terasa lemas dan kakiku tak sanggup lagi berdiri dan semua terasa gelap.
_______________________________________________

"Bunda saat dekapan hangatmu tak dapat kurasakan lagi"
_______________________________________________

Entah sudah berapa lama aku tak sadarkan diri, saat kubuka mata lala telah duduk dihadapanku yang terbaring.

"Alhamdulillah kamu telah sadar Dara'' ucap Lala.

Aku langsung bangun begitu teringat Arif, ku tanyakan pada Lala bagaimana keadaan Arif.

"Sudah kamu istirahatlah dulu Dara, ada pamanmu yang menungguinya disana"

"Paman... Kapan paman datang? Lalu bagaimana dengan bunda?" pikiranku semakin gundah.

Tanpa memperdulikan larangan Lala aku berjalan keluar mencari paman. Lala mengikutiku dengan cemas.

Diluar aku melihat Paman sedang berbicara dengan seorang dokter, Paman mengatakan apa bisa Arif dibawa pulang, tapi dokter mengatakan Arif masih perlu perawatan intensif karena cedera dikakinya.

"Paman kenapa Arif harus dibawa pulang sementara keadaannya belum membaik?" tanyaku.

"Paman tahu Dara, tapi Arif harus tetap dibawa pulang untuk bertemu Bundamu setelah itu akan segera dibawa kemari lagi, Bundamu sangat ingin bertemu dengan kalian, ikut dengan paman ya,'' jelas paman Ali.

Kecurigaanku makin kuat dengan sikap paman ini, tapi kucoba tepis semua itu dengan memasrahkan semua pada ALLAH.

Paman berjalan menemui suster untuk mengurus administrasi, sedangkan aku dan Lala berjalan masuk kekamar tempat Arif dirawat.

Aku berjalan mendekati Arif yang sudah sadar, tapi kakinya masih diperban. Saat melihatnya aku menangis.

"Kak maafkan Arif, karena tidak mendengarkan kata-kata kakak, Arif masih suka ngebut dijalanan kakak"

Tak ada jawaban dariku atas penyesalan Arif, yang kulakukan hanyalah memeluknya, kutahu saat ini dia merasakan sakit yang luar biasa, biarlah pelukan ini menjadi kekuatan baginya.

***

Menjelang magrib mobil yang kami tumpangi telah jauh meninggalkan kota, dan kini yang terlihat hanyalah hamparan sawah yang berjejal disepanjang jalan, entah kenapa aku merasakan perjalanan ini sangat panjang.
_____________________________________

Pikirku pun melayang dahulu penuh kasih
Teringat semua cerita orang tentang riwayatku
Kata mereka diriku selalu dimanja
Kata mereka diriku selalu ditimang
[Bunda - Melly Goeslaw]
______________________________________

Teringat akan pesan terakhir Bunda sebelum aku kembali kekota 2 minggu yang lalu. Beliau berkata,

"Dara jagalah dirimu dan adikmu, mungkin Bunda tidak bisa selamanya bersama kalian, Bunda hanya bisa mendoakan kalian dari jauh. Jagalah adikmu bimbing dia dan yang paling penting jangan pernah tinggalkan shalat ya"

"Iya Bunda, Dara akan selalu ingat pesan bunda. Walaupun kami jauh dari Bunda tapi Bunda selalu ada dihati kami," ucapku sambil memeluknya.

Tanpa kusadari air mata kembali hadir dipipi, Arif menyadarkan lamunanku.

"Kakak menangis?'' tanyanya.

"Kakak teringat Bunda dik" jawabku.


***

Magrib, saat matahari sudah tenggelam kami sampai dirumahku, tapi ada apa dirumah in? Halaman rumah yang tak asing lagi bagiku dipenuhi oleh banyak orang, tapi bukan para pekerja yang dulu sering kulihat. Pekerja dipenggilingan padi milik Alm.Ayah.

Tamu-tamu itu biasanya mereka.

Ya ALLAH...

Hatiku menjerit saat mengijakkan kaki ditanah sayup-sayup terdengar alunan suara wirid yasin dari dalam rumah dan tanpa memperdulikan Arif lagi aku berlari kedalam rumah.

Ya ALLAH... Bunda...

Hatiku terasa sesak saat melihat orang yang selama ini sangat ku sayangi sudah terbujur tak bernyawa diruang tengah. Bibi mencoba menenangkanku.

"Ikhlaskan Dara, jangan ditangisi lagi kasihan Bundamu''

Dibantu bibi aku membuka kain penutup wajah Bunda, Bunda tersenyum padaku senyuman yang selalu ku rindukan pelan kudekatkan wajahku dengan terisak aku cium pipinya.

"Bunda, Dara pulang Dara janji akan selalu mengingat pesan bunda, Dara sayang bunda tunggu Dara disana ya Bun, bersama Ayah'' bisikku ditelinga Bunda.

Arif mendekat untuk melihat wajah Bunda untuk yang terakhir kali. Aku terisak tak kuat melihatnya bibi memelukku saat ini badanku kembali terasa lemas dan pandanganku menjadi gelap.

***

Malam sudah larut para takziah sudah pulang. Setelah sadar dari pingsan tadi aku tak bisa memejamkan mata, suasana rumah terasa sepi.

Kupandangi foto Ayah dan Bunda saat membuka laci meja rias bunda. Disana aku menemukan Album foto masa kecil kami, dan kubuka lembaran-lembaran kenangan yang terukir disana. Dan dihalaman terakhir aku menemukan sepucuk surat, segera kubuka dan membacanya.
____________________

Untuk kedua buah hatiku
Dara dan Arif

Dara, Arif Alhamdulillah kalian sudah besar, anak-anak Bunda bisa bersekolah dengan baik walaupun harus berpisah dengan Bunda. Bunda sudah memenuhi amanah Alm.Ayah kalian walau sangat berat bagi Bunda melepas kalian sekolah jauh dari Bunda, tapi Bunda ini semua demi kebaikan kalian, demi masa depan kalian.

Dara jaga adikmu nak, ingat selalu pesan Bunda. Arif jangan kecewakan kakakmu laginya

Bunda sayang kalian.
__________________

Kulipat surat itu dengan linangan air mata.

"Bunda maafin Arif ya"

Tanpa kusadari Arif sudah berada dibelakangku dengan kursi rodanya.

"Mulai sekarang kita buat Ayah dan Bunda bangga ya dik," ucapku sembari memeluknya.

Hujan tak turun malam ini, tapi ribuan butir air telah tumpah dihati kami lewat sujud dan untaian doa dipenghujung malam do'a untuk Ayah dan Bunda.

***

Sumber Source : Muhasabah Cinta

LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA

 
  1.  Kerja System Online
  2.  Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya 
  3.  Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online,  Per-Input dapat  komisi  Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji  Anda 10RbX50Data=500Rb  Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan   500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
  4.  Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi  Internet, Dapat  Dikerjakan   dirumah/diwarnet.
  5.  Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE dibawah ini

Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar