Selasa, 27 September 2011

Kisah Para Sahabat : Bilal Bin Rabah

by : K.H. Athian All M. Da'i, MA
Source : Syakhshiyyah Islamiyah

Setelah wafatnya Rasululullah Saw. tidak jarang Umar bin Khattab di hadapan para sahabat sering mengulang-ulang ucapan: "Abu Bakar Ash Shidiq Ra. adalah pemimpin kita dan beliau telah memerdekakan pemimpin kita". Lalu, siapa sosok seorang anak manusia yang dimaksud Umar Ra. yang telah dimerdekakan oleh Abu Bakar sehingga beliau sangat menghormati dengan ungkapan "pemimpin kita"? Dialah Bilal bin Rabah.

Diriwayatkan, Bilal adalah seorang budak berkulit hitam pekat, berbadan kurus, tinggi, rambut lebat dengan berjampang tipis, telah mendapat pujian "pemimpin kita" dari seorang setingkat Umar. Setiap mendapatkan pujian tersebut, beliau tidak pernah merasa "besar kepala" (sombong atau takabur) bahkan jika beliau sering dipuji malah beliau lebih memilih menundukkan kepala sambil mengatakan: "Saya ini hanyalah seorang Habsyi dan sebelumnya saya adalah seorang hamba sahaya" Beliau adalah figur manusia yang tidak "gila pujian" bahkan sekaligus mengingatkan kita bahwa pujian yang diterimanya menurut beliau sangat berlebihan.

Prinsip ini sebenarnya ajaran Islam yang diterima Bilal dari Rasulullah Saw. di mana Islam mengajarkan kepada kita agar jangan merasa diri kita lebih dari yang lain, karena itu tidak selayaknya kita merasa takabur dan sombong kepada sesama mu'min, jika sombong kepada orang kafir memang sudah seharusnya karena kita sombong kepada orang yang sombong kepada Allah, sudah seharusnya pula kita merasa lebih mulia daripada mereka, karena mereka itu di sisi Allah adalah makhluk yang lebih rendah daripada binatang [QS. Al A'raaf, (7):179]. Bahkan pernah diriwayatkan, suatu saat Sayidina Umar Ra pernah marah dan memaki seorang muslim yang berjalan sedikit membungkukkan badannya ketika lewat di hadapan para pemuka Quraisy, Umar mengatakan: "Kenapa kamu harus merasa rendah di hadapan orang-orang kafir?"

Demikian pula telah dicontohkan Rasul. Diriwayatkan suatu ketika beliau datang menemui para sahabat yang sedang duduk berkumpul, lalu ketika melihat Rasul datang para sahabat pun serentak berdiri untuk memberi penghormatan. Sikap para sahabat tersebut tak luput mengundang amarah Rasul dengan mengatakan: "Hendaklah kalian tidak berdiri seperti berdirinya orang-orang kafir, mereka saling mengkultusindividukan satu dengan yang lain, bukankah saya ini manusia biasa seperti halnya kalian yang tidak perlu dihormati secara berlebih-lebihan seperti ini".

Sebelum Bilal masuk Islam, beliau adalah seorang hamba sahaya yang bekerja mengabdi untuk tuannya dengan imbalan hanya segenggam kurma. Namun, setelah dia masuk Islam kekuatan imannya yang sangat luar biasa, dengan kesiapannya untuk mengorbankan nyawa, sesuatu yang termahal bagi kehidupannya telah mengantarkan beliau menjadi manusia yang sangat mulia di sisi Allah. Inilah sebenarnya inti ajaran Islam seperti yang tersirat dan tersurat dalam QS. Al Hujaraat ayat 13: "Hai sekalian manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kalian saling mengenal. Sesungguhnya semulia-mulia kalian di sisi Allah ialah yang lebih taqwa di antara kalian. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Teliti". Inilah sebenarnya nilai yang harusnya menjadi sumber ajaran Islam, sehingga ketika kita menghormati seseorang itu bukan dari jabatan, kedudukan, suku, dan bukan pula dari status sosialnya.

Tatkala Bilal masih menjadi budak Umayah bin Khalaf, beliau sering sekali mendengar ocehan-ocehan majikannya beserta keluarganya yang intinya mengungkapkan kebenciannya kepada Rasul. Tidak ada satu hari kecuali mereka membicarakan dan mengumpat Rasulullah Saw. Tetapi terkadang, Bilal sesekali mendengar mereka juga mengatakan kekagumannya kepada Rasulullah, yang tidak pernah terdengar sekali pun berdusta, dan tidak pernah pula menyaksikan Muhammad itu melakukan sihir seperti yang dituduhkan oleh orang-orang musyrikin pada waktu itu, dan tidak ada sedikit pun alasan untuk membenarkan tuduhan jika Muhammad itu adalah orang gila. Malah sebaliknya, tidak ada yang bisa menutup mata, kata Umayah kepada saudara-saudara dan sahabatnya, bagaimana Muhammad itu terkenal dengan amanah, kejujuran dan ketulusannya.

Lalu kenapa mereka tidak segera masuk Islam dengan kekagumannya terhadap diri Rasul? Paling tidak, ada "tiga" alasan yang sangat kuat yang membuat mereka tidak segera masuk Islam. Pertama, mereka tidak pernah mau meninggalkan ajaran nenek moyangnya. Kedua, tidak ingin kehilangan posisi mereka dengan mengikuti ajaran Islam yang menyamakan antara majikan dengan budak. Ketiga, karena kebencian mereka terhadap Bani Hasyim. Ketiga hal ini yang menyebabkan tertutupnya pintu hati mereka untuk menerima kebenaran Allah akibat dari kecongkakkan, kesombongan dan menuhankan hawa nafsunya (QS.AIBaqarah, 2:74; AlHajj, 22:46).

Keislaman Bilal akhirnya menjadi sebuah contoh bagi umat Islam yang tidak akan pernah dilupakan dalam sejarah sebagai pelajaran pada zamannya dan mungkin tidak akan pernah pula terlupakan sampai kiamat nanti, di mana sebuah keyakinan itu menjadi suatu yang termahal bagi kehidupan manusia. Siksaan demi siksaan menjadi sesuatu yang nikmat dirasakan, bahkan mati pun menjadi sebuah resiko yang siap dihadapi. Inilah pelajaran yang paling penting yang harus kita ambil dari sosok seorang sahabat Rasul bernama Bilal. Sebab jika kita cermati dalam sejarah, siksaan yang beliau dapatkan dari majikannya mungkin merupakan siksaan yang tidak akan pernah bisa tertahankan oleh manusia lain. Diriwayatkan, saat itu beliau ditelanjangi lalu dicampakkan di atas padang pasir yang panas yang bisa mengelupaskan kulitnya, lalu di atas badannya ditindihkan batu yang sangat besar , sikap istiqomah Bilal ini tentu saja diilhami dari suri teladan Rasulullah Saw, dimana diriwayatkan, ketika orang-orang musyrikin pada waktu itu sudah kehabisan akal untuk menghentikan dakwah Rasul, akhirnya mereka mencoba melemahkan dakwah Rasul dari sisi yang lain.

Ditawarkanlah kepada Rasul harta, tahta dan wanita, di mana jika Rasul menginginkan harta maka akan dikumpulkan harta sebanyak-banyaknya, jika menginginkan jabatan maka Rasul akan diangkat sebagai pemimpin mereka dan jika Rasul menginginkan wanita maka akan disediakan wanita yang secantik-cantiknya. Menyikapi tawaran kaum musyrikin tersebut Rasul mengatakan: "Alangkah hinanya kalian menganggap diri saya, apa kalian kira kebenaran yang datang dari Allah dapat dibeli dengan harta, tahta dan wanita? Jangankan itu semua, jika kalian mampu meletakkan matahari di tangan kananku dan bulan di tangan kiriku untuk aku berhenti dari menga'ak kalian ke jalan yang benar, aku tidak akan pernah berhenti sampai aku mati atau kalian yang akan binasa". Prinsip inilah yang kemudian diikuti oleh Bilal dan semestinya diikuti oleh kita semua.

Bilal mendapatkan siksaan yang sangat tidak manusiawi, siksaan tersebut tidak pernah membuat Bilal berubah akidahnya bahkan beliau tetap mengatakan: "Allahu Ahad, Allahu Ahad", hingga karena siksaan yang begitu sangat berat beliau hanya mampu menyebut kata, "Ahad, Ahad". Kondisi ini yang terus dihadapi Bilal setiap hari, jika tiba waktu senja barulah dilepas batu tindihan tersebut. Bilal pun diikat lehernya layaknya seekor binatang, lalu oleh anak-anak diarak mengelilingi kampong lalu mereka bersorak-sorak memperlakukan Bilal tak ubahnya binatang. Majikan Bilal lalu mengatakan, "Tidak cukupkah siksaan ini untuk membuat mulutmu besok mengatakan, "tuhanku adalah Lata dan 'Uzza. ?" Kami sudah capai menyiksa kamu sampai kami merasa bahwa kamilah yang sedang kamu siksa". Bilal kembali menggelengkan kepalanya sambil mengatakan: "Ahad, Ahad".

Siksaan yang diterima Bilal di samping ditindih dengan batu besar juga dicambuk, sehingga konon tidak tersisa dalam tubuhnya yang mulus dari cambukkan dan seketika itu juga luka bekas cambukkan kering karena terik panas matahari di padang pasir. Diriwayat, suatu saat Rasulullah Saw. lewat dan melihat kondisi Bilal yang sangat mengenaskan. Rasulullah Saw kemudian mengatakan: "Bilal, apa sebenarnya yang dikehendaki majikanmu?" Jawab Bilal: "Tidak ada ya Rasul, kecuali saya harus kembali kepada ajaran nenek moyang mereka yang sesat itu". Rasul berkata: "Jika itu yang mereka kehendaki, ucapkan dengan lidahmu bahwa kamu sudah kembali ke ajaran nenek moyangnya yang sesat itu, Allah lebih tahu apa yang ada dalam hatimu, wahai Bilal, daripada kau mati disiksa seperti ini". Jawab Bilal: "Terima kasih ya Rasul, izinkan saya untuk tidak memilih itu, lebih baik saya mati ya Rasul daripada lidah saya menyatakan kembali kepada tuhan-tuhan yang sesat itu".

Subhanallah, sangat luar biasa keimanan Bilal. Singkat cerita Abu Bakar suatu saat muncul dan melihatkondisi Bilal, lalu beliau berkata kepada majikannya dan orang-orang yang sedang menyiksanya: "Adakah kalian bermaksud membunuh seorang manusia hanya karena dia mengatakan Tuhanku adalah Allah ? Saya siap membeli Bilal dengan harga yang termahal yang kau tawarkan". Maka Umayah pun menerimanya sambil menyatakan: "Demi Lata dan 'Uzza, seandainya engkau tadi mengatakan saya beli dengan satu ugia nisacaya kami jual". Abu Bakar memahami pernyataan Umayah adalah merupakan pernyataan keputusasaan, tapi sekaligus juga menyinggung Bilal dengan menawarkan harga yang sangat rendah. Maka Abu Bakar merasa perlu di hadapan Umayah mengangkat deraiat Bilal dengan mengatakan: "Demi Allah, kalau kau jual dengan seratus ugia, niscaya saya akan tebus Bilal!".
Mulai saat itu Bilal menjadi orang merdeka dan langsung dibawa oleh Abu Bakar menghadap Rasul. Kemudian Rasul pun mempercayakan Bilal menjadi muadzin mengumandangkan adzan. Lafadz Allahu Ahad yang telah dikumandangkan Bilal selama dalam siksaan, kini dikumandangkan Bilal di awal adzannya dengan lafadz Allahu Akbar...Allahu Akbar.

Singkat cerita, hampir setiap peperangan Bilal selalu ikut dalam perang bersama Rasul menghadapi orang-orang musyrikin termasuk dalam perang Badar. Rasul memerintahkan kepada ummat Islam agar syiar Islam dalam perang Badar syiarnya Bilal yakni "Ahad..Ahad". Sebelum terjadi perang Badar, Umayah mantan majikan Bilal berniat tidak ikut berperang bersama orang musyrikin, namun temannya bernama 'Uqbah bin Abi Mu'ith, kemudian mendatangi Umayah sambil membawa di tangan kanannya mijmar (semacam dupa) yang dibakar untuk menimbulkan wangi-wangian yang biasa digunakan oleh kaum wanita untuk mewangikan badannya. Dilemparkannya mijmar tersebut oleh 'Uqbah di hadapan Umayah sambil mengatakan: "Ambil ini karena kamu sudah menjadi seorang wanita". Mendapat pelecehan dari 'Uqbah serta merta Umayah bangkit dengan mengatakan: "Saya bukan seorang wanita dan saya siap perang melawan kaum muslimin".

Ketika terjadi perang Badar, lemah lunglailah Umayah ketika mendengar syiar "Ahad..Ahad" yang dikumandangkan pasukan kaum muslimin. Teringatlah Umayah bahwa kata-kata tersebutlah yang dikumandangkan Bilal yang pernah disiksanya hampir mati. Umayah pun dengan sikap pengecutnya datang menghampiri Abdurrahman bin 'Auf lalu menawarkan diri menjadi tawanan perang. Dan ketika Umayah dibawa oleh Abdurahman sebagai tawanannya, Bilal pun menghadangnya sambil mengatakan: "Inilah gembong kafir, Umayah bin Khalaf, lebih baik saya yang mati daripada membiarkan gembong kafir ini hidup". Bilal langsung mengangkat pedangnya siap menebas leher Umayah. Melihat kondisi ini Abdurrahman pun menjerit sambil mengatakan: "Wahai Bilal, dia adalah tawananku yang berada dalam tanggung jawabku". Bilal kemudian mengatakan: "Tawanan?, sementara perang masih berkecamuk?" Dan pedang Umayah masih berlumuran darah ummat Islam yang dibunuhnya, tapi Bilal kesulitan menghadapi sahabatnya, Abudrrahman, maka dia pun berteriak kepada ummat Islam: "Wahai ummat Islam, dia gembong kafir yang harus mati atau biar saya yang mati karenanya". Maka ummat Islam yang mendengar teriakan Bilal, sebagian mereka pun menyerbu dan akhirnya jatuhlah Umayah bersimpuh darah.Dan ketika Mekah kemudian berhasil dikuasai dan Rasul pun kembali masuk kota Mekah di dampingi Bilal, lalu dihancurkanlah tidak kurang dari 360 berhala tuhan-tuhan musyrikin, maka Bilallah yang paling bersemangat menghancurkan dan menginjak-injak tuhan-tuhan tersebut sambil menyatakan: "Sejak sekarang tidak ada lagi Lata dan 'Uzza, "Telah datang yang hak dan telah lenyap yang batil, sesungguhnya yang batil pasti lenyap" [QS.Al-Israa', (17):81]

Karena keimanan Bilal inilah Rasul pernah menyatakan, bila Bilal adalah seorang ahli syurga. Bahkan dalam sebuah hadits yang diriwayatkan Imam Ahmad dan Turmudzi, Rasulullah suatu pagi bangun dari tidurnya memanggil Bilal. Beliau berkata: "Wahai Bilal, kenapa engkau mendahului aku masuk syurga? Dalam mimpiku tadi malam ketika aku masuk syurga, aku mendengar suara langkah di depanku yang ternyata itu adalah engkau, wahai Bilal". Para ulama berkeyakinan bahwa tidak ada yang akan mendahului Rasulullah untuk masuk syurga, lalu bagaimana kaitan dengan hadits ini? Sebagian ulama menyatakan hadits ini bermakna seperti seorang ajudan yang biasa membuka pintu lebih dulu. Terlepas dari berbagai pendapat, yang pasti Bilal sudah mendapat tempat yang sangat mulia masuk syurga bersama Rasulullah Saw.

Ketika Rasul Saw wafat, Bilal pun menemui Abu Bakar sebagai khalifah dengan mengatakan: "Saya pernah mendengar Rasul Saw bersabada: "Bahwa semulia-mulia amal seorang mu'min adalah berjihad di jalan Allah". Abu Bakar berkata: "Apa yang kau kehendaki dengan berkata begitu, wahai Bilal ?" Jawab Bilal: "Saya ingin terus berjihad di jalan Allah sampai saya menemui ajal". Bilal meminta izin kepada Abu Bakar meninggalkan Madinah menuju Syam untuk menjaga perbatasan sampai akhir hayatnya, artinya tidak akan menjadi muadzin lagi. Berkata Abu Bakar: "Siapa yang akan mengumandangkan adzan untuk kita, wahai Bilal?". Mengalirlah air mata membasahi pipi Bilal lalu beliau berkata: "Saya tidak akan pernah mengumandangkan adzan setelah wafatnya Rasul Saw". Abu Bakar berkata: "Tetaplah engkau tinggal bersama kami dan tetaplah engkau mengumandangkan adzan, wahai Bilal". Melihat sikap Abu Bakar yang keras mempertahankan Bilal untuk tidak pergi, Bilal pun berkata: "Jika engkau dahulu memerdekakan saya agar saya mengikuti apa yang engkau inginkan maka saya ikuti keinginanmu, tapi kalau engkau dahulu memerdekakan saya semata-mata karena Allah maka bebaskanlah diri saya untuk pergi". Berkata Abu Bakar: "Demi Allah, saya benar-benar memerdekakan kamu semata-mata karena Allah, wahai Bilal".

Dari kisah ini muncul dua riwayat, sebagian meriwayatkan Bilal langsung pergi menuju Syria sebagai pejuang dan mujahid. Sementara menurut lainnya, Bilal tetap tinggal bersama Abu Bakar. Setelah Abu Bakar wafat dan diangkatlah Umar bin Khattab sebagai khalifah barulah Bilal minta izin dan mohon diri kepadanya berangkat ke Syria. Adzan terakhir yang ia kumandangkan saat Umar sebagai Amirul Mu'minin berkunjung ke Syria. Saat tiba waktu shalat para sahabat memohon kepada Umar untuk meminta Bilal berkenan mengumandangkan adzan. Bilal pun diminta untuk menjadi muadzin. Detik-detik suara adzan dikumandangkan Bilal, serempak menangis mencucurkan air mata, dan yang paling keras isak tangisnya di antara mereka ialah Umar, mereka teringat akan suka dan duka ketika mendampingi perjuangan orang yang sangat mereka cintai yakni Muhammad Rasulullah.

Berpulanglah Bilal menghadap Allah sebagai pejuang dan mujahid di Syria sesuai apa yang diinginkannya. Kini sosok seorang anak manusia yang teguh mempertahankan keimanannya yang diperankan oleh Bilal telah tiada. Kita berharap semoga muncullah generasi Bilal-Bilal masa kini yang senantiasa mau berupaya dan berjuang demi tegaknya syariat Allah dalam kehidupan ini. Amin!

Wallahu a'lam bish-shawab.

LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA

 
  1.  Kerja System Online
  2.  Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya 
  3.  Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online,  Per-Input dapat  komisi  Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji  Anda 10RbX50Data=500Rb  Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan   500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
  4.  Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi  Internet, Dapat  Dikerjakan   dirumah/diwarnet.
  5.  Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE dibawah ini
Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar