Sabtu, 13 Agustus 2011

Sepenggal Ceritaku Menuju Perancis


By : Syapira Surya (anggota PMI)

Pikirkan lagi hal ini matang-matang, Perancis tak akan sebegitu jauh melebihi jarak kehidupanmu yang membentang hingga kini. Tentu saja kau tak harus mengarungi samudera luas beserta badainya yang ganas, kau hanya harus duduk manis, dan seorang pramugari cantik akan menawarimu segelas sampanye. Kau gila jika kau pikir kau akan melewatkannya!

Bayangkan saja gemerlapan lampu di Champ Elysees menyambutmu dengan meriah. Batangan-batangan besi Eifel menyapamu begitu tegap, sedang Arch de Triumph menatapmu penuh hormat. Pikirkan itu, gerbang batu yang lahir dari seorang sebeser Napoleon Bonaparte menghormatimu laksana kau adalah orang yang menyusun satu demi satu batu dari awal, hingga terbentuk gerbang kemakmuran semegah itu.

Atau jika kau tak menyukai itu, Arles telah bersiap menyapamu dengan ramah. Kau akan dengan mudah menghirup udara segar disana, matahari bersinar cerah namun tak pernah membakar. Ladang Lavender yang menghampar, membuatmu merasa tak ingin pulang. Belum lagi kebun anggur, dan aroma pabrik keju, menawarkan kemewahan yang tak perlu kau bayar. Jika kau masih ingin menolaknya, kau adalah orang gila, yang lolos tes untuk tidak masuk rumah sakit jiwa!

Apalagi yang masih kaupikirkan? keluargamu tak akan mati kelaparan disini, karena kau berlibur 3 bulan di Perancis. Oh ya, aku tau. Kau pasti memikirkan laki-laki bedebah itu, sudahlah dia tak pantas meski harus mendapat sedikit belas kasihanmu. Apalagi ada dalam pikiranmu, dan mampir disetiap mimpimu. Kau tau apa yang dia lakukan untukmu, dia hanya menghancurkan sebagian semangatmu, lalu melemparkannya tanpa harga kedalam tong-tong sampah! LUPAKAN, LUPAKAN, dia hanya memperjauh jarak antara rumah dan Perancis.

Pikirkanlah lagi mengenai harapanmu yang telah kau ceritakan padaku, tinggal di pedesaan Perancis, merasakan hangat matahari, dan beramah tamah dengan aroma sedap bunga Lavender. Impianmu mengenai itu..... Mimpimu mengenai itu...... tidakkah itu berarti kau mendzolimi dirimu sendiri. Kerja keras, keringat beserta air mata yang telah kau keluarkan, akankah berakhir hanya dalam sebuah kisah cinta fana!! Kerja kerasmu harus segera kau bayar, maafkanlah dirimu, dan nikmatilah liburanmu.

Pergilah nak, pergilah. Berangkatlah ke bandara sekarang, pesawat tak akan menunggumu untuk sebuah alasan cinta. Tinggalah dengan tenang disana, carilah laki-laki muslim penuh kasih di Perancis sana, lalu kau akan dengan bebas mewujudkan segala mimpi dan berbagai impianmu. Jadilah gadis tegar seperti Arch de Triumph, jadilah gadis kuat seperti Eifel, jadilah gadis menarik seperti Champ Elysees, jadilah gadis manis seperti ladang Lavender yang menghampar. Namun yang paling penting tetaplah menjadi gadisku, seperti apa dirimu.

Kesempatan yang sama tak pernah datang 2 kali. Ambilah ini, atau kau akan menyesali ini seumur hidupmu!!

Peluk dan Cium

Ibumu di Surga

…………………………………………

Mungkin sebagian dari kita akan merasa bingung dengan cerita ini. Namun kalau kita membacanya dengan sungguh-sungguh maka kita bisa menangkap maksud dari cerita tersebut. Sebenarnya cerita ini sendiri, adalah sebuah surat yang diberikan oleh sang Ibu kepada anaknya yang sedang mengalami masalah dalam hidupnya. Sama halnya seperti kita, sering kali kita merasa masalah yang datang begitu banyak dan berat, sehingga mejauhkan diri kita dari sikap bersyukur.

Sama halnya seperti cerita ini, banyak orang yang bekerja keras dan melakukan apa saja untuk mewujudkan impiannya. Dalam cerita ini, si anak perempuan memiliki impian untuk bisa berkunjung ke negara Perancis. Orang-orang tersebut mengerahkan tenaganya, dengan harapan impian itu nantinya akan terwujud dan menjadi kenyataan. Namun di saat impian itu telah tepat berada di depan mata, Allah terkadang memberikan kita satu lagi cobaan, yang biasanya hanya orang-orang tertuntulah, yang memiliki keyakinan terbesar yang bisa melewatkannya. Di dalam cerita tersebut, digambarkan bahwa sang Ibu berkata kepada anaknya, bahwa ia harus memaafkan dirinya sendiri lebih dahulu.

Banyak diantara kita, yang mungkin hingga kini tak mampu memaafkan diri kita sendiri, dan pada akhirnya mendzholomi diri sendiri seperti melakukan perbuatan bunuh diri. Di  bulan yang suci ini sering kali kita mengirim sms, atau meminta maaf langsung kepada orang2 yang ada di sekitar kita, namun sepertinya tak ada satupun dari kita yang meminta maaf kepada diri kita sendiri.

BISNIS ONLINE Terpercaya dan Menguntungkan JIKA BERMINAT SILAKAN KLIK BANNER GAMBAR Dibawah ini dan Masukan NAMA dan EMAIL anda di subcriser nanti untuk bisa melihat-lihat Info bisnis Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar