Selasa, 23 Agustus 2011

Ucapkan Semua Kata Yang Belum Berakhir


By: Khairatul Qalbi
Pelajar SMPN 1 RSBI Payakumbuh
Payakumbuh
Sumbar

Website: 
“Just the way you are” lagu Bruno Mars terdengar  tak asing lagi bagiku. Menemani selalu soreku. Aku menyentuh Handphoneku yang terdengar berbunyi. Tampaknya nomor yang tidak aku kenal
“Hallo!” ucapku.

“Cause this life’s too long and this love’s too strong… baby know for sure that I’ll never let you go” jawabnya.
“Ini siapa?” ucapku dengan penuh tanda tanya.
“Kamu gak kenal aku?” kata penelepon misterius ini.
“Gak! kamu siapa ya, apakah kita pernah kenal?” Ucapku. Aku yakin aku kenal dengan orang ini. Karena dia menyanyikan lagu itu dengan pas seperti aku dan temanku dulu.
“Ya udahlah kalau kamu gak kenal. Aku Cheryl teman kamu waktu SD.”
“Hahaha… aku lupa!” aku tertawa, kenapa aku bisa lupa ya?
“Kamu pikun ya Princess!” dengan nada setengah mengejek
“Yah… kamu jangan menyebut nama depanku lah!”
“Ahh… terserah padamu lah. Udah dulu ya. Dadah Princess Vilizka Andrez”
“Huft… nanti telfon aku lagi ya, dan jangan memakai nama depanku yang menyebalkan itu”
“Okay Viliz, Bye!”
“Bye juga Cher!”
Aku teringat akan nama depanku yang paling menyebalkan itu. Aku ingin Mommy dan Daddy mengubah namaku. Entah kenapa orangtuaku memberiku nama yang teramat buruk. Aku muak dengan nama depanku itu. Apa mungkin orangtuaku ingin menonjolkan bahwa aku keturunan Ningrat? Tetapi kenapa harus diberi nama Princess? Seperti di kerajaan besar saja. Ahh… aku tak mau ambil pusing dengan nama menjijikkan itu. Aku lebih suka dengan nama dan gaya hidup yang biasa – biasa saja.

Tak terasa sudah hampir 1 jam aku di atas balkon kamarku. Aku hendak masuk ke dalam kamarku lagi. Tapi Handphone ku kembali berteriak seakan – akan meminta untuk dilihat layar monitornya. Tampak lagi nomor yang tak dikenal. Tapi ini bukan telpon, tapi hanya sebuah Short Massage Service atau yang sering disingkat dengan SMS. SMS itu bertuliskan sebuah kata yang terdiri dari tiga huruf dan 3 tanda titik, yaitu “Hai…”. Aku berbalas – balasan SMSdengan orang itu dan sehingga tau namanya yaitu Yovan, dan Yovan itu adalah temanku satu les dulu. Hahaha sekarang aku berkomunikasi dengan teman – temanku dulu. Dan ternyata Yovan satu sekolah denganku, tapi kenapa aku tidak tau ya? Apa akukuperOh my god… dia anak 8D. 8D kan kuper, tapi pintarnya luar biasa. Aku agak – agak kurang bergaul dengan kelas 8D, makanya aku gak tau. Dan Yovan juga baru masuk ke sekolahku.

“Kriiiing…” teriakan yang paling aku benci. Butlerku masuk, membukakan gorden dengan kain tebal di jendela kamarku, membangunkanku, menyuruhku mandi, lalu merapikan tempat tidurku, dan ke dapur untuk menyiapkan sarapan untukku. “Ahh, aku benci gaya hidup ini” kataku setengah berbisik.

Setelah menjalani rutinitas yang membosankan pagi ini, aku berangkat sekolah dengan menggunakan sopir pribadiku. Setibanya di sekolah, teman – temanku tampak sedang membicarakan sesuatu, tapi apa ya? “Ehh, Princess udah datang nih! Waw, kok bingung sih?” ucap si Merlyn dan teman – temannya yang merupakan sang pengganggu paling berbahaya di Angelo International School. “Jangan panggil Princess, I am Viliz!” ucapku membentaknya. “Oh ya?” sang Merlyn memiringkan bibirnya. “Jangan ganggu dia, dia itu teman gue!” suara itu terdengar keras dari belakang. Merlyn and the gank ternganga. Aku menoleh ke belakang, dan ternyata dia adalah Yovan. “Yovan?” ucapku dengan penuh tanda tanya. Kami mengobrol – ngobrol dengan akrab seperginya pengganggu paling berbahaya itu. Ternyata Yovan juga baru tau kalau aku juga sekolah disini. Benar dugaanku kalau Yovan juga kuper seperti anak – anak kelas 8D.

Kring… bel pun berbunyi tanda untuk masuk ke kelas. Aku mengucapkan salam perpisahan pada Yovan. Kami berpencar menuju kelas kami masing – masing, Yovan menuju kelas 8D, sedangkan aku ke kelas 8A.  “Ahh, ini membosankan, aku lupa membuat PR, aku harap guru itu tak datang hari ini, ya kan Nel?” ucapku dengan tatapan malas pada Nella. “Yah, kuharap begitu!” Nella ternyata senasib denganku. Dan waw amazing, guru itu ternyata gak datang!. Semua bersorak gembira. Aku mengeluarkanI-pad silverku dan membuka Facebook. “Yes, Cheryl Online!” ucapku gembira. Kami chattingan beberapa lama. Kata Cheryl dia akan pindah ke Bandung, karena ayahnya sudah pindah dari Australia. Dan dia akan bersekolah di tempat yang sama sepertiku. Ahh, betapa senangnya diriku hari ini.

Pagi – pagi sekali, aku menuju sekolah untuk menanti kedatangan sahabatku Cheryl. Hari ini ia akan masuk sekolah bersama denganku. Akhirnya Cheryl datang. “Ahh, Cheryl, sayaaaang!” kataku. “Iyaaa… Viliz!” katanya. Kami berdua saling berpelukan. Aku harap Cheryl bisa sekelas denganku. Kami menuju ke taman bersama – sama. Kami mengobrol – ngobrol mengingat masa lalu kami yang penuh suka duka. Kami terhenti dengan panggilan nama Cheryl dari meja piket. Cheryl berlari meninggalkanku sendirian. Aku tersenyum meliat tingkah sahabatku itu. Ketika aku termenung melihat tingkah Cheryl, Yovan datang menghampiriku. “Itu siapa?” katanya heran. “Itu Cheryl, sahabatku waktu SD dulu” jawabku. “Cheryl? Perasaannya aku pernah kenal, apakah namanya Cheryl Morily Manoyra?” jawabnya panjang lebar. “Kok kamu tau?” jawabku terheran – heran. Mendadak wajahnya memucat dan berlari ke kelasnya. Aku heran dan bermaksud mengejarnya. Tapi Cheryl kembali dan mengatakan bahwa dia ditempatkan di kelas 8D. “Wahh… amazing!” jawabku.

Aku mengantarnya ke kelas 8D. Sesampainya disana Cheryl dan Yovan saling berpandangan, mereka tampak pucat. “Woiy!” kataku membuyarkan suasana. “Cheryl?” kata Yovan. “Yovan?” Cheryl dan Yovan tampak terkejut. Yovan melangkahkan kakinya perlahan menuju Cheryl. “Lo kmana aja Ryl? Gue kangen sama lo!” Yovan tampak sedih. “Gue ke Aussie Van, gue juga kangen sama lo!” kata Cheryl terharu. Aku juga ikut terharu melihat 2 orang ini. Tapi, ada apa dengan mereka? Kenapa mereka bisa kenal? Dimana mereka bertemu? Aku tak tau.

Aku mengajak mereka ke taman untuk membicarakan segalanya. Aku ingin tau semua tentang mereka berdua. Setelah mendapat keterangan. Ternyata mereka berdua adalah sahabat lama dari kecil, Yovan tidak tau kalau Cheryl pindah ke Australia. Dia marah kepada Cheryl karena pergi gak bilang – bilang sama Yovan. Yovan gakmau bicara dan berkomunikasi dalam bentuk apapun dengan Cheryl. Aku harus membantu mereka. Fikirku dalam hati.
Pada suatu hari…

Aku dan Cheryl jalan – jalan ke salah satu café disekitar sekolah sepulang kami sekolah. Dan dari tempat kami duduk tampak Yovan juga sedang menikmati makanannya. Aku menghampirinya. “Hai Van!” kataku ramah. “Eh, Viliz! Sama siapa disini?” jawabnya dengan ramah pula. “Aku sama…” kata – kataku terpotong. “Gubrak!” bunyi kursi yang jatuh. “Cheryl!” kataku berteriak, Yovan juga mengikutiku dari belakang. Aku sangat panik. Aku menelepon orangtuaku dan orangtua Cheryl.

Kata dokter, Cheryl keracunan makanan di café tadi. Maka dari itu aku juga menelepon café tempat dimana kami makan tadi. “Usahakan yang terbaik dok!” ucapku. Yovan tampak sangat panik, walaupun dia marah kepada Cheryl.
Akhirnya, para orangtua datang. Orangtua Cheryl banyak menanyakan tentang kejadian tadi. Orangtua Cheryl yang setauku cuek kepada Cheryl, sekarang sangat perhatian kepada Cheryl. Setelah lama menunggu dokter. Dokter menfonis bahwa Cheryl koma untuk waktu yang tak ditentukan karena racun ditubuhnya sangat banyak dan berbahaya, lalu daya tahan tubuhnya juga lemah. Aku menunggu hingga semuanya selesai.

Aku dan Yovan masuk ke dalam kamarnya Cheryl. Ternyata Cheryl sudah sadar dari komanya. Aku sedih sekali melihat Cheryl begini. “Liz, Yo… yo… Yovan, maafin gue ya! Liz, Van we are the best friends forever!” ucap Cheryl dengan terbata – bata. “Ryl, lo gak boleh ngomong kaya gitu! Gue tau lo kuat! Semua kesalahan lo sama gue udah gue maafin kok” Yovan tak kuasa menahan tangis. Aku menyembunyikan wajahku di belakang Yovan, tak kuasa membendung air mata yang membuncah.

Tiba – tiba Cheryl sesak nafas berkepanjangan. Aku berteriak memanggil dokter. Dokter dengan sigap menangani Cheryl. Aku, para orangtua dan Yovan semakin panik. Kami menunggu dokter keluar dari kamar Cheryl. Setelah hampir 1 jam kami menunggu, dokter keluar dari kamar Cheryl. “Maaf, kami tidak bisa menyelamatkan dek Cheryl. Ini semua kehendak Allah!”. Aku tidak kuasa menahan tangis, dadaku seakan tertekan besi yang berat. Aku tak percaya semua ini, aku menerobos ke dalam kamar Cheryl, aku mengguncang – guncang tubuh Cheryl. Tak ada jawaban. Setelah lama, aku mulai putus asa. Mata Cheryl terbelalak, dan jantungnya mulai berdetak. “Alhamdulillah! Terimakasih Ya Allah! Dokteeer! Cheryl sadar!” kataku berteriak. Dokter datang dan mengecek keadaan Cheryl. “Alhamdulillah, ini adalah mukjizat Allah dek!” Yovan dan para orangtua masuk. Mereka sangat bahagia dan merasakan arti kekeluargaan yang tidak dapat dibeli dengan uang.

LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA
  1.  Kerja System Online
  2.  Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya 
  3.  Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online,  Per-Input dapat  komisi  Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji  Anda 10RbX50Data=500Rb  Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan   500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
  4.  Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi  Internet, Dapat  Dikerjakan   dirumah/diwarnet.
  5.  Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE dibawah ini

Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar