Minggu, 28 Agustus 2011

Anak Sekecil itu, Berkelahi Dengan Waktu


oleh RENUNGAN N KISAH INSPIRATIF pada 05 April 2011 jam 6:30

Matahari masih tampak unjuk gigi disore terik nan cerah ini. Semilir angin berhembus sepoi- sepoi dari candela kamarku. Merayu mataku untuk terpejam sementara waktu. Apalagi posisi candela kamarku berhadapan dengan pohon- pohon bambu. Tapi rayuan itu tak aku tanggapi, karena aku harus berburu dengan waktu di jam belajarku ini. Hanyalah waktu ini yang aku punya untuk belajar pelajaran sekolah, antara jam 14.00 sampai jam 16.00 wib.

Umurku 9 tahun, dan aku sekarang duduk di bangku kelas tiga SD. Jadi, masuk sekolah mulai jam 07.00 berakhir jam 13.00 wib, hanya ada waktu satu jam untuk kubuat istirahat. Setelah jam belajar usai, kehidupan malamku pun dimulai.

@@@

“tang,…tatang” panggil ibuku dari dapur..
“ya buuu, aku segera membantu” sahutku sekenanya. Karena sudah jam 16.00, aku harus membantu mencari nafkah bapak ibuku. Demi sekolahku dan demi sesuap nasi buat keluargaku.
“mentimun dan terongnya dikupas, cuci dan tiriskan. Jangan lupa sayur kulbis dan kemanginya juga, untuk timun dan terongnya, kamu potong dan taruh di ember plastic”perintah ibuku.

Ku melakukan instruksi yang dikatakan ibu. Terkadang, pisaupun melukai tanganku. Mungkin aku kurang hati- hati, ataupun mengantug. Setelah usai, seperti biasanya aku menata piring, mangkok dan gelas ke keranjang. Dan kutaruh alat- alat makan itu kedalam gerobak dorong.

Sementara ibu memasak nasi dan mengukus bebek serta ayam sejak tadi siang, bapakku mempersiapkan tenda lipat yang terbuat dari terpal. Bapak ibuku adalah pedagang makanan, yang membuka stand mulai jam 17.00 sampai jam 24.00, tapi kalu sudah habis sebelum jam itu, kamipun bisa pulang.

@@@

Pukul 16.30 aku dan ayahku berangkat sambil mendorong gerobak yang berisi perlengkapan dagangan kami. Tempat mangkal kami terletak di terminal condongcatur, sleman. Aku membantu mendirikan tenda, walaupun hanya bertugas menarik terpal dan mengikat talinya. Dalam kurun waktu 30 menit, tenda kamipun sudah siap pakai. Berbagai macam hidanganpun sudah kami sajikan diatas meja gerobak, ku tata piring, gelas dan mangkuk di rak sebelah gerobak, agar memudahkan ibu jika melayani para pembeli nanti.

Hidangan yang kami sajikan terdiri dari, nasi putih biasa, nasi uduk, tahu, tempe, lele, ayam, bebek, nila, dan bawal. Ditambah terong dan mentimun. Semua itu dibeli bapak dari pasar tadi pagi, jadi semua menu masih fresh. Itulah mengapa warung makan kami selalu laris.

Setelah semua beres, kamipun tinggal menunggu pembeli. Aku bertugas menerima tamu, mempersilahkan duduk, memberikan kertas dan pena agar pembeli yang mau pesan bisa menuliskan di kertas, makanan dan minuman apa yang mau di pesan. Setelah aku dapat pesanan makanan, kertas tadi aku serahkan ke ibu. Karena ibu bertugas mengambilkan nasi dan mengulak sambal. Kertas tadipun di taruh disamping ibu biar bapak bisa melihat pesanannya. Karena bapak mempunyai tugas mencuci lele, nila ataupun bawal serta menggorengnya. Kalau jenis bebek dan ayam tidak perlu dicuci, karena sudah dikukus oleh ibu ketika dirumah. Jadi, jika ada yang pesan tinggal menggorengnya saja.

Selain bertugas dalam pelayanan pembeli, aku juga mempunyai tanggung jawab membersihkan bekas- bekas para tamu, mulai dari piring, mangkuk, gelas yang telah kotor dan mencucinya. Terkadang, aku menemukan pembeli yang super jorok dan gak punya hati sama makanan. Makanan yang mereka makan berceceran dismpingnya piring. Hal ini yang membuatku tidak suka, karena susah untuk membersihkannya. Karena tempat warung kami ini lesehan dan menggunakan tikar sebagai lantainya.

Tidak jarang ibu memarahiku gara- gara aku salah memberi minuman atau nasi yang bukan pada pemesannya. Biasanya hal itu terjadi ketika aku sudah ngantug. Aku antar saja pesanan ke pembeli tanpa melihat kertas yang tercantum pesanan mereka. Begitulah rutinitasku setiap malam. Jam tidurku tidak seperti anak- anak seusiaku. Seusai membantu orang tuaku membereskan barang dagangan, akupun lekas pulang. Tak begitu lama setelah menaruh kepala diatas bantal, akupun langsung terlelap. Mungkin hanya hitungan detik. Factor capek, letih, lelah dan kantuk adalah penyebabnya. Akupun harus bangun pagi-pagi sekali untuk membantu ibu mencuci peralatan masak yang kami gunakan tadi malam sebelum berangkat sekolah.

Dengan sekolah ini, aku berjanji pada diriku untuk merubah kehidupan kami menjadi lebih baik. Suatu saat nanti jika aku sudah sukses, aku akan membuatkan rumah makan yang permanent untuk bapak ibuku. Mereka tidak usah bekerja, hanya memantau saja karena sudah mempunyai karyawan.


NB:kisah ini dibuat oleh penulis karena terinspirasi ketika makan malam di terminal condong catur  dua jam yang lalu. penulis bertemu dengan seoarang anak kecil yang usianya sekitar 9 tahun dan membantu bapaknya berjualan di terminal condong catur. Penulis melihat wjah si bocah ini melas banget ketika dimarahi ibunya karena memberikan nasi uduk ke pembeli yang pesan nasi putih biasa..sungguh kasian anak kecil itu, dijam istirahatnya, ia harus berkelahi dengan waktu demi perjuangan hidup mereka.
Wahai para pembaca, bersyukurlah selalu atas segala nikmat Tuhan yang diberikan kepadamu….

 >>>by :  Rachmat Efendi

LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA
  1.  Kerja System Online
  2.  Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya 
  3.  Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online,  Per-Input dapat  komisi  Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji  Anda 10RbX50Data=500Rb  Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan   500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
  4.  Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi  Internet, Dapat  Dikerjakan   dirumah/diwarnet.
  5.  Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE dibawah ini

Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar