Jumat, 12 Agustus 2011

FALSAFAH PEDAGANG BAKSO


Original post by: Novi Setyo Rini

Tak hanya dalam peristiwa besar, tak hanya dalam sebuah teori, dalam kehidupan biasa-biasa saja, jika kita bisa memahami sebuah pembelajaran hidup banyak sekali manfaat yang bisa kita peroleh. Berikut adalah sebuah kisah nyata dari anggota grup PMI yaitu Ibu Novi Setyo Rini yang mengingatkan mengapa kita harus pantang menyerah sebelum mencapai tujuan, baik itu dalam tujuan kecil maupun tujuan besar.

JUDUL CERITA : FALSAFAH PEDAGANG BAKSO

Hari ini aku mengalami kejadian yang mengingatkanku pada falsafah pedagang bakso...
Sebelum aku lanjutkan, agar tidak terjadi salah tafsir, aku perjelas "pedagang bakso" di sini adalah tokoh representatif yang mewakili seluruh pedagang (istilah kerennya: pekerja nonformal) yang menawarkan dagangan/jasanya yang mendorong gerobaknya atau memikul dagangannya (bisa juga mengayuh sepedanya) berkeliling keluar masuk kampung (bisa termasuk pedagang mie ayam, siomay, sales, dll), bukan yang mangkal di warung-warung ya...

Ceritanya begini...
Hari ini, jam 09.45 aku buru-buru keluar dari SMP tempatku mengajar di Kebumen, karena jam 10.25 aku harus mengajar di sekolah keduaku di Karanganyar. Waktuku sempit, harus pulang dulu ke rumah naik balikin sepeda, jalan nyegat angkot dst. Padahal waktu tempuh angkot sekitar 25 - 35 menit. Apalagi pada jam-jam tidak sibuk begini, angkot pastilah berjalan pelan karena sambil mencari penumpang. Tapi, alhamdulillah aku belum pernah terlambat.
Angkot 1 datang. Seperti dugaanku, angkot berjalan pelan. Dan seperti naik mobil pribadi, hanya aku satu-satunya penumpang angkot itu. Aku sempat berdoa agar ada penumpang lain naik. Kasihan, masa' untuk mengantarkanku seorang sejauh itu Pak Sopir dan keneknya hanya mendapat Rp 2000,00? Lagipula syerem juga kan, menjadi satu-satunya perempuan bersama dua pria asing. Kadang pikiran aneh melintas, kalau supirnya ngawur, ngebut, membawaku ke daerah asing dan... dan... TIDAAAAK!!! (Hi.3x Parno banget yach?). Tapi untunglah, Allah melindungiku.

Hingga akhirnya... Pak Sopir tak tahan lagi. Karena tak jua mendapatkan tambahan penumpang, setelah menempuh dua pertiga perjalananku, dia menurunkanku. Aku harus naik angkot berikutnya. Tapi untungnya, aku tak perlu membayar lagi karena kenek angkot 1 memberikan Rp 1.000,00 kepada kenek angkot 2.

Pada sisa sepertiga perjalananku, angkot 2 mendapat tambahan 5 penumpang. Aku berpikir... Seandainya Pak Sopir 1 sabar sedikit lagi, ia akan mendapatkan penumpang. Tapi aku sadar, rizki tiap orang sudah diatur Yang Maha Kuasa, tapi juga tak akan datang begitu saja tanpa kita mengusahakannya.

Tiba-tiba aku teringat Falsafah Pedagang Bakso... Pedagang bakso tidak pernah menyerah berusaha. Meski ia tidak mendapat pembeli, ia tidak putus asa. Dia terus mendorong gerobak baksonya, dengan harapan ada pembeli di ujung jalan di depannya. Kalaupun tidak ada, ia akan terus mendorong gerobak baksonya dengan harapan yang sama, barangkali di depan sana, barangkali di depan sana... Hingga tak terasa jarak yng ditempuhnya sudah berpuluh-puluh kilometer...

Begitu jualah hendaknya kita sebagai manusia. Jangan pernah menyerah. Kalaupun apa yang kita harapkan belum terpenuhi, tetaplah berusaha karena siapa tahu, apa yang kita harapkan sudah menanti di depan kita. Terkadang hanya masalah waktu sebagai penguji kesabaran kita.

THERE'S A TIME FOR EVERYTHING...
Segala sesuatu ada waktunya
Semua akan terasa indah pada waktunya

BISNIS ONLINE Terpercaya dan Menguntungkan JIKA BERMINAT SILAKAN KLIK BANNER GAMBAR Dibawah ini dan Masukan NAMA dan EMAIL anda di subcriser nanti untuk bisa melihat-lihat Info bisnis Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar