Kamis, 04 Agustus 2011

PENGAKUAN KEBESARAN CIPTAAN ALLAH SWT

AlhamdulillahTyrannosaurus sekarang sudah tidak ada lagi. Bayangkan kalau masih hidup, pasti kita sudah mati ketakutan dikejar-kejar.”

“Iya benar. Dan coba lihat itu, Diplodocus, panjang tubuhnya 20 meter, tapi otaknya cuma sebesar telur burung merpati. Subhanallah, otak yang sekecil itu bisa mengatur tubuh yang luar biasa besar itu.”

Di museum itu ternyata tidak hanya ada fosil-fosil binatang dan tumbuhan dari masa purba, tapi jugaspesies dari masa kini. Contohnya, burung-burung ciptaan Allah SWT yang kita kenal baru sekitar 8.600 jenis. Di museum itu ada sebagian kecil, sekitar 600 jenis, mulai dari strauss burung terbesar yang tak bisa terbang tapi bisa berlari sangat cepat, sampai Kolibri burung tropis bercorak cerah yang mungil, yang sayapnya bisa bergerak sangat cepat sehingga sambil terbang ia dapat menghisap sari makanan dari kuntum bunga. Di situ juga ada burung yang warna bulunya luar biasa indahnya sampai-sampai dijuluki bird of paradise.

Coba bayangkan, ada berapa jenis serangga yang telah kita kenal? Sekitar satu juta jenis! Kira-kira 75% dari jenis binatang yang kita kenal adalah serangga. Di sana kami bisa menyaksikan koloni lebah Jerman lengkap beserta sarangnya di dalam tanah, kupu-kupu rajawali yang bisa bermigrasi hingga ratusan bahkan ribuan kilometer, dan keindahan kupu-kupu merak dari Amerika Selatan yang corak dan warna sayap bagian atas berbeda dengan bagian bawah. Subhanallah! Di ruangan lain, kami tercengang-cengang melihat udang raksasa berbentuk laba-laba yang berhasil ditangkap dari Jepang tahun 1902 dan dibawa oleh seorang fisikawan Jerman Engelbert Kaempfer ke Frankfurt setahun kemudian. Betapa tidak? Diameter kepalanya “hanya” 30 cm, tapi panjang capitannya bisa sampai satu setengah meter

Begitu pun pertanyaan lain yang kita harus saksikan sehari-hari..
Bagaimana bila semut sebesar kucing, atau bagaimana bila laba-laba sebesar gajah ?

Bulan Ramadhan, alangkah baiknya jika kembali kita merenung. selain , meniatkan memperbanyak amal shaleh, dengan kekhusyuan, tadarus, dimana bulan ini berlimpah Rahmat dan maghfirah Allah, maka hendaknya jangan disia-siakan, karena ia sesuatu yang besar, lebih besar dari pada dinausourus diatas.

Persiapan menuju Ramadhan kali ini, hadapi dengan sebaik-baiknya baik dengan ilmu, wawasan, dan tentunya tauhid yang harus kita evaluasi secara terus menerus, jangan sampe kita punya tauhid rusak punya, hingga nati malahan amal kita kagak dianggep pisan.

Allah سبحانه و تعالى memperingatkan kita bahwa ada sementara manusia di dunia ini yang mengira bahwa dirinya sudah banyak berbuat kebaikan namun ternayata di dalam pandangan Allah سبحانه و تعالى justeru mereka itulah orang-orang yang paling merugi.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالاالَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al-Kahfi 103-104)

Apakah faktor yang menyebabkan perbuatan yang mereka sangka baik itu justeru ternyata di mata Allah سبحانه و تعالى adalah sia-sia dalam kehidupan di dunia? Lihatlah penjelasan Allah سبحانه و تعالى pada ayat berikutnya:

أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًاذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا

“Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia (Allah). Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (QS Al-Kahfi 105-106)


Hidup memang ditundukan oleh Allah untuk manusia dimuka bumi, karena manusia ditugaskan sebagai khalifah, pemimpin dengan segala kemampuannya masing-masing. Sebuah Tugas yang ditolak oleh matahari, bulan dan langit.
Dan tugas ini memiliki petunjuk, yaitu Al Qur'an dan Sunnah. Makanya gak heran, semua bidang ilmu pengetahuan yang mengurusi manusia semuanya ada didalam Qur'an. Baik budaya, politik, ekonominya, sosialnya, semua dah lengkap diberikan Allah sebagai petunjuk menjalani tugas kekhalifahan setiap insan.

Celakanya kita sebagai manusia, tidak sadar hal itu, sedangkan tanda-tanda kebesaran Allah selalu nyata dihadapan. Hingga akhirnya jadilah manusia durhaka, malahan lebih percaya terhadap ekonomi barat buatan manusia dibanding konsep ekonomi Allah. Kebanyakan lebih percaya konsep pakaian mode Paris, dibanding konsep pakaian dari Allah dalam Qur'an, sehingga mereka disepanjang sejarah Zaman hingga Nabi Adam penyelewengan inilah yang terjadi.

Hingga tidak heran dimana kebanyakan orang mangkir dengan aturan Allah, jaman pun seeperti balik ke masa jahiliyah. Dulu masa jahiliyah, banyak bayi dibunuh hidup-hidup, sekarang malahan didalam perut udah dibunuh dengan aborsi, pembunuhan juga udah tiap hari ada beritanya, keributan, perselisihan, perhatikan saja dan amati satu-satu di era kekinian ini dsb

akibat manusia gak mau memakai petunjuk Allah dan lupa bahwa Islam kita ini harus dipakai disemua lini kehidupan, sesuai ikrar bacaan shalat kita " Hidupku, Shalatku hanya untuk Allah"

Allah SWT Berfirman : "Tidaklah kuciptakan jin dan manusia melainkan untuk beribadah kepada-Ku (Adz Dzariat :56)

Sekarang bagaimana kita bisa dibilang ibadah kepada Allah semisal mencari Nafkah tetapi bukan dengan aturan-Nya semisal mencari dengan jalan-jalan yang halal, kita malah mencari nafkah dari yang haram.

Padahal hakekatnya Bumi Allah yg punya, bila kita sebagai petugasnya mencari jalan sendiri, maka bisa dibayangkan dah, bagaimana anda jadi bos di perusahaan tetapi karyawan anda seenaknya membuat aturan diluar aturan perusahaan, atau seorang pemimpin didalam sebuah negara yang kedapatan sekelompok orang yang bikin undang-undang sendiri. Sebab itu tidak heran para Nabi dan Rosul diawal dakwah selalu menyampaikan dakwahnya kepada para penguasa, seperti Musa ke Fir'aun, Ibrahim ke Namrudz, Rosulullah SAW kepada pembesar-pembesar Quraisy, karena mudharat terbesar bila masyarakat tidak menjadi masyarakat bertauhid yang menyembah Allah melainkan menyembah hawa nafsu yang diluar petunjuk Allah.

Menjadi seorang muslim adalah menjadi seorang muwahhid (ahli Tauhid). Tauhid merupakan pesan abadi para utusan Allah سبحانه و تعالى kepada umat manusia dari zaman ke zaman.

وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أُمَّةٍ رَسُولاأَنِ اعْبُدُوا اللَّهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ

Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): "Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu." (QS. An-Nahl [16] : 36)

Pesan ini dibawa oleh setiap Nabi dan Rasul Allah sepanjang masa. Setiap umat telah mendengar pesan abadi para Rasul Allah ini. Suatu pesan yang ibarat coin bersisi ganda. Ada sisi keharusan سبحانه و تعالى sematamenyembah Allah dan sisi lainnya ialah menjauhi Thaghut.

Adapun menurut istilah syariat, definisi yang terbaik adalah yang disebutkan Ibnul Qayyimrahimahullah"(Thaghut) adalah setiap sesuatu yang melampui batasannya, baik yang disembah (selain Allah Subhanahu wa Ta'ala), atau diikuti atau ditaati selain dari Petunjuk Allah SWT."

Dewasa ini kita sedang menjalani ujian. Belum pernah ummat Islam mengalami era yang lebih pahit daripada era sekarang. Bayangkan...! Allah سبحانه و تعالى menguji kaum beriman dengan mengizinkan kepemimpinan dunia secara global diserahkan kepada kaum kuffar. Berarti perjalanan dunia dewasa ini sedang disetir oleh para thawaghit (bentuk jamak dari kata thaghut). Aturan dan hukum yang diberlakukan juga merupakan aturan thaghut hasil rumusan para thaghut. Sementara aturan dan hukum Allah سبحانه و تعالى tidak diizinkan untuk diberlakukan, malah dilabel sebagai aturan yang kuno, tidak sesuai dengan zaman modern dan dipandang zalim. Na’udzubillaaahi min dzaalika...!

Hampir setiap hari kita dengar kabar bahwa di Amerika serta Eropa kaum kuffar dan para pemimpinnya menolak the Shariah Law(syariat hukum Allah سبحانه و تعالى). Kalau itu hanya terjadi di negeri-negeri mereka, kita masih bisa maklumi. Tetapi pahitnya, hal ini sudah menjadi trend (kecenderungan umum) di negeri-negeri berpenduduk mayoritas muslim juga. Tidak sedikit kaum muslimin yang terang-terangan menolak diberlakukannya syariat hukum Allah سبحانه و تعالى . Dia mengaku ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi ia lebih rela tunduk kepada hukum thaghut..! Kondisi dan derajat ujian yang ummat Islam hadapi dewasa ini sudah sangat mirip dengan gambaran hadits Nabi صلى الله عليه و سلم sebagai berikut:

لَتَتَّبِعُنَّ سَنَنَ الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْشِبْرًا بِشِبْرٍ وَذِرَاعًا بِذِرَاعٍحَتَّى لَوْ دَخَلُوا فِيجُحْرِ ضَبٍّلَاتَّبَعْتُمُوهُمْ قُلْنَا يَا رَسُولَ اللَّهِآلْيَهُودَ وَالنَّصَارَى قَالَ فَمَنْ

Rasulullah صلى الله عليه و سلم bersabda: "Sungguh, kalian benar-benar akan mengikuti kebiasaan orang-orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta, sehingga sekiranya mereka masuk ke dalam lubang biawak pun kalian pasti akan mengikuti mereka." Kami bertanya; "Wahai Rasulullah, apakah mereka itu Yahudi dan Nasrani?" Beliau menjawab: "Siapa lagi kalau bukan mereka." (HR. Muslim 4822)

Kita tidak bisa pungkiri bahwa kepemimpinan global dunia sedang di tangan masyarakat barat. Mereka tidak lain merupakan the Judeo-Christian Civilization (peradaban Yahudi-Nasrani). Kemudian kita saksikan begitu banyak kaum muslimin beserta para pemimpinnya mengekor kepada peradaban mereka dalam hampir segenap aspek kehidupan di dunia. Padahal sikap demikian sama saja dengan sikap wala’ganda.

Di satu sisi ingin ber-Wali-kan Allah سبحانه و تعالى tetapi di lain sisi membiarkan diri juga menjadikanthaghut sebagai wali pula. Allah سبحانه و تعالى jelas-jelas melarang hal ini. Malah Allah سبحانه و تعالى menggambarkan mereka yang bersikap demikian sama saja telah menjadi bahagian dari golongan mereka, yang berarti keluar dari identitas sebagai kaum muslimin....!

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوالا تَتَّخِذُوا الْيَهُودَ وَالنَّصَارَىأَوْلِيَاءَ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍوَمَنْ يَتَوَلَّهُمْ مِنْكُمْ فَإِنَّهُ مِنْهُمْإِنَّ اللَّهَ لا يَهْدِي الْقَوْمَ الظَّالِمِينَ

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi wali-walimu (pemimpin-pemimpinmu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barang siapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.” (QS. Al-Maidah [5] : 51)

Dan mereka yang mengekor kepada kaum kuffar —baik dari kalangan ahli Kitab maupun kaum musyrikin— berarti telah menyediakan kehidupannya untuk diatur berdasarkan hukum thaghut padahal mereka mengaku beriman....!

Allah swt berikan kepada Al-Qur’an ialah penyebutannya sebagai Al-Huda (petunjuk).

الم ذَلِكَ الْكِتَابُ لَا رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِلْمُتَّقِينَ

“Alif lam miim, ini (Al-Qur’an) adalah kitab yang tak ada keraguan di dalamnya menjadi petunjuk bari orang-orang yang bertaqwa.”(QS Al-Baqarah ayat 1- 2).

Barangsiapa membaca Al-Qur’an akan memperoleh petunjuk ke mana ia harus malangkah dalam hidupnya di dunia ini. Dan sebaliknya, bilamana manusia berusaha mencari petunjuk selain Al-Qur’an, maka ia akan tersesat dan tak tahu arah hidup.


Al-Qur’an juga disebut sebagai Al-Furqan atau pembeda.

شَهْرُ رَمَضَانَ الَّذِي أُنْزِلَ فِيهِ الْقُرْآَنُ هُدًى لِلنَّاسِ وَبَيِّنَاتٍ مِنَ الْهُدَى وَالْفُرْقَانِ

“Bulan Ramadhan adalah bulan diwahyukannya Al-Qur’an, petunjuk bagi manusia dan penjelas bagi petunjuk tersebut dan pembeda.” (QS Al-Baqarah 185).

Orang yang membaca Al-Qur’an akan memiliki quwwatul-furqan (kemampuan membedakan) antara benar dan salah, halal dan haram serta legal dan illegal di mata Allah swt. Hal ini penting karena dewasa ini begitu banyak pendapat manusia yang membingungkan.

Ada yang berpendapat bahwa sesuatu hal baik, namun pendapat lain mengatakan bahwa hal tersebut jelek. Ada juga yang berpendapat sesuatu hal terpuji, tapi bagi fihak lain hal tersebut justru tercela. Manusia akan terombang-ambing bilamana dalam keadaan dunia dewasa ini tak mampu membedakan mana sebenarnya yang baik dan mana sebenarnya yang buruk.


Kita melihat banyak orang mencari jalan aman dengan mengatakan netral sehingga tidak usah berpendapat, padahal sikap demikian malah melahirkan problema baru. Karena setiap pilihan sikap pada hakekatnya harus kita pertanggung-jawabkan di depan Allah swt. Setiap pilihan sikap dan perilaku bisa berkonsekuensi pahala atau dosa. Nabi Muhammad saw bersabda:

لَا تَكُونُوا إِمَّعَةً تَقُولُونَ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَحْسَنَّا وَإِنْ ظَلَمُوا ظَلَمْنَا وَلَكِنْ وَطِّنُوا أَنْفُسَكُمْ إِنْ أَحْسَنَ النَّاسُ أَنْ تُحْسِنُوا وَإِنْ أَسَاءُوا فَلَا تَظْلِمُوا
قَالَ أَبُو عِيسَى هَذَا حَدِيثٌ حَسَنٌ غَرِيبٌ لَا نَعْرِفُهُ إِلَّا مِنْ هَذَا الْوَجْهِ (الترمذي)

“Janganlah kalian seperti bunglon. Bila manusia banyak melakukan kebaikan maka kamu berlaku baik. Bila manusia banyak berbuat kejahatan kamu ikut pula berbuat jahat. Akan tetapi genggam eratlah jiwa-jiwa kalian. Bila manusia banyak berbuat baik maka berbuat baiklah bersama mereka. Namun bila banyak manusia berbuat jahat, maka tinggalkanlah kejahatan mereka itu.” (Tirmidzi 7/290)

Syaitan merupakan musuh yang nyata bagi manusia. Oleh karenanya tidak dibenarkan bagi muslim manapun untuk berkompromi dengan syaitan, apalagi berakrab-akrab dengannya. Sebab keakraban tidak mungkin muncul di antara dua fihak yang sebenarnya bermusuhan. Keakraban hanya mungkin muncul di antara dua fihak yang saling bersahabat.

إِنَّ الشَّيْطَانَ لَكُمْ عَدُوٌّ فَاتَّخِذُوهُ عَدُوًّا إِنَّمَا يَدْعُو حِزْبَهُ لِيَكُونُوا مِنْ أَصْحَابِ السَّعِيرِ

“Sesungguhnya setan itu adalah musuh bagimu, maka anggaplah ia musuh (mu), karena sesungguhnya setan-setan itu hanya mengajak golongannya supaya mereka menjadi penghuni neraka yang menyala-nyala.” (QS. Fathir [35] : 6)

Syaitan hanya mengajak manusia agar beribadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى . Jika manusia mau mengikuti ajakan mereka itu, maka ia bakal dijebloskan ke dalam neraka bersama para syaitan tersebut di akhirat kelak karena ia telah rela mengikuti ajakan syaitan agar menghamba kepada selain Allah سبحانه و تعالى . Syaitan tidak hanya mengganggu manusia awam, tetapi bahkan para Nabi-pun tidak luput dari upaya tipu daya mereka. Syaitan ada dua macam, yaitu syaitan dari kalangan jin dan syaitan dari kalangan manusia. Allah سبحانه و تعالى berfirman:

وَكَذَلِكَ جَعَلْنَا لِكُلِّ نَبِيٍّ عَدُوًّا شَيَاطِينَ الإنْسِ وَالْجِنِّ

“Dan begitulah Kami jadikan bagi tiap nabi musuhnya berupa syaitan-syaitan dari jenis manusia dandari jenis jin.” (QS. Al-An’am [6] : 112)

الَّذِي يُوَسْوِسُ فِي صُدُورِ النَّاسِ مِنَ الْجِنَّةِ وَالنَّاسِ

yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Naas [114] : 5-6)

Orang yang mengajak untuk mempertahankan, melestarikan tradisi syirik seperti tumbal, ruwatan dan sesajen, dia adalah syaitan manusia yang mengajak ibadah kepada selain Allah سبحانه و تعالى . Pemuka adat atau pemuka agama yang mengajak minta-minta kepada orang yang sudah mati adalah syaitan manusia dan dia adalah salah satu pentolan thaghut. Orang yang mengajak pada faham, ideologi dan sistem hidup non-tauhid (baca: syirik) produk manusia

Allah سبحانه و تعالى memperingatkan kita bahwa ada sementara manusia di dunia ini yang mengira bahwa dirinya sudah banyak berbuat kebaikan namun ternayata di dalam pandangan Allah سبحانه و تعالى justeru mereka itulah orang-orang yang paling merugi.

قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالأخْسَرِينَ أَعْمَالاالَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ
فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا

“Katakanlah: "Apakah akan Kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?" Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka berbuat sebaik-baiknya.” (QS Al-Kahfi 103-104)

Apakah faktor yang menyebabkan perbuatan yang mereka sangka baik itu justeru ternyata di mata Allah سبحانه و تعالى adalah sia-sia dalam kehidupan di dunia? Lihatlah penjelasan Allah سبحانه و تعالى pada ayat berikutnya:

أُولَئِكَ الَّذِينَ كَفَرُوا بِآيَاتِ رَبِّهِمْ وَلِقَائِهِ فَحَبِطَتْ أَعْمَالُهُمْ فَلا نُقِيمُ لَهُمْ
يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَزْنًاذَلِكَ جَزَاؤُهُمْ جَهَنَّمُ بِمَا كَفَرُوا وَاتَّخَذُوا آيَاتِي وَرُسُلِي هُزُوًا

“Mereka itu orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia (Allah). Maka hapuslah amalan-amalan mereka, dan Kami tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada hari kiamat. Demikianlah balasan mereka itu neraka Jahanam, disebabkan kekafiran mereka dan disebabkan mereka menjadikan ayat-ayat-Ku dan rasul-rasul-Ku sebagai olok-olok.” (QS Al-Kahfi 105-106)

Merekalah orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Rabb mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan dengan Dia (Allah).

 Inilah sebabnya..! Jadi, sebabnya terkait dengan masalah yang lebih fundamental daripada urusan beramal, berbuat maupun bekerja. Urusannya terkait dengan hadir-tidaknya iman di dalam dirinya. Iman terhadap ayat-ayat Allah سبحانه و تعالى dan iman terhadap perjumpaan dengan Allah سبحانه و تعالى di hari berbangkit kelak. Barangsiapa yang imannya tidak hadir atau tidak sah, maka berarti ia kafir. Dan kekafiran inilah yang menghapus semua amal kebaikan yang disangka pelakunya bahwa dia telah berbuat sebaik-baiknya.

BISNIS ONLINE Terpercaya dan Menguntungkan JIKA BERMINAT SILAKAN KLIK BANNER GAMBAR Dibawah ini dan Masukan NAMA dan EMAIL anda di subcriser nanti untuk bisa melihat-lihat Info bisnis Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar