Minggu, 07 Agustus 2011

Oase Di Tengah Sahara

Di padang sahara yang gersang, selalu terdapat oase yang memberi ketenangan. Ia bukan hanya jawaban atas kehausan bagi para musafir, namun juga menjadi taman-taman penyejuk bagi hamparan pasir yang hanya berkawan dengan sesamanya. Airnya yang bening, teduhnya yang damai, serta gemerciknya yang berhamburan bersama sengatnya mentari, adalah jejak-jejak rindu bagi para pengembara yang lelah setelah payah melakukan perjalanan. Di sahara inilah kuingin menemukan Oase itu.
Keringat yang bercucuran, jantung yang berdebar tak menentu, atau hembusan nafas yang memburu karena telah salah mengambil langkah di hamparan pasir ini, laksana kekhilafan yang terus menerus tercipta. Kelalaian yang merupakan sifat dasar seorang manusia, selalu akan terus ada dalam keseharian kita. Ia menghapus setitik cinta yang kita semai untuk-Nya, bahkan bisa menjadi penghalang bagi cahaya-cahaya hidayah yang setiap waktu di sediakan oleh-Nya. Begitulah, selagi khilaf telah menghinggapi kita, maka yang kita temukan adalah jiwa yang mulai goyah, ketenangan yang mulai pamit entah ke mana, hingga semua episode hidup yang terlewati dalam hitungan masa berikutnya seperti hantaman kesulitan karena sempitnya hati kita.
Maka, Saudaraku, tahukah kau Oase itu ada di mana ?

Lebarkanlah pandanganmu, saputilah semua tepian sahara di sekitarmu, hingga kau temukan Oase yang bernama
TAUBAT.
Cobalah meraba hati, turunkan air-air keimanan yang telah kering karena panasnya dosa yang meredam. Sujudlah pada-Nya pada malam-malam sebelum tidurmu, mintalah ampunan dengan Istighfar yang bukan hanya sekadar ucapan tapi juga menggetarkan, rengkuhlah semua dekapan hangat cinta yang bersisian bersama tetesan air matamu. Maka Oase TAUBAT-mu akan semakin terairi. Ia melimpah, membuncah, membahana, bahkan mengaduk-ngaduk perasaan bersalahmu hingga kau pun merasa, betapa Allah adalah segalanya.
Jika TAUBAT-mu telah mampu mengairi padang sahara hatimu yang gersang tanpa nama-Nya, jagalah ia agar tetap bertahan. Suburkanlah ia dengan pohon-pohon rindang yang menjadi teman peneduh para pengembara di samping oase-oase itu. Rengkuhlah kepercayaan-Nya dengan terus menjaga TAUBAT-mu, kemudian, lebarkanlah oasemu hingga mampu menghentikan kegersangan saharamu. Carilah mata air yang tak pernah mati di sekelilingmu, tengadahkan pandanganmu menuju Sang Maha Pencipta, cintai IA sebagaimana IA mendidikmu untuk mencinta, dan di akhir semua usahamu itu, pastikanlah bahwa oase yang kau cari telah kau luaskan.

Saudaraku, tahukah kau dimana sumber percikan air yang tak pernah henti itu berasal ?
Ia ada dalam perkataan yang penuh ketundukan pada-Nya. Ia-lah DOA. Luaskan oasemu dengan do’a-do’a panjang yang menjadi sumber air bagi oasemu. Mintalah pada-Nya sepuasmu, selelahmu, sebab Allah menyukai para mukmin yang menangis dalam do’a-do’a mereka karena kepasrahan terhadap-Nya. Rebut semua kenikmatan rasa yang berjejeran bersama doamu untuk-Nya. Mintalah ISTIQOMAH agar ia menjadi pakaian keseharianmu, mintalah SABAR agar ia mampu menjadi pelengkap bagi setiap kesulitan yang menerpamu, mintalah IMAN agar ia kokoh bertahta di kerajaan hatimu, mintalah CINTA yang selalu meluap-luap karena rindu kepada-Nya. Mintalah apapun sampai tubuhmu gemetar karena desakan rasa yang membuncah untuk-Nya. Peluklah segala kesegaran yang telah meluas bersama oasemu, lalu pastikanlah, ia akan selalu menjadi akhir dari setiap penghambaan-penghambaanmu.

TAUBAT dan DO’A….
Lakukanlah keduanya saudaraku. Rasakan saja setiap detik yang pernah kita lalui sebelumnya. Sudahkah TAUBAT menjadi sahabat setia kita, sedangkan Rasulullah saw saja tak pernah kurang ketundukan-Nya pada Allah di setiap harinya, sudahkah DO’A menjadi pelengkap ibadah-ibadah kita ? sedangkan Ali Bin Thalib selalu tergugu dan menangis sambil meminta kepada-Nya. Sudahkah kita ?
Di padang sahara hatimu yang gersang karena lalaimu.. Carilah oase-oase itu. Hadirkan ia sebagai tempat penenang dan pendamai bagi jiwa-jiwa yang lelah karena dunia, dan semailah terus air nya dari Yang Menyuburkannya, semoga oase-oase yang terus menerus ada di padang saharamu, adalah jawaban dari semua harapmu… “Berakhir dengan husnul khatimah…”

Taipei, 26 Oktober 2010

Sumber: Suara Pembaca
26/11/2010 | 19 Zulhijjah 1431 H
Oleh: Yusuf Al Bahi- dakwatuna.com 

BISNIS ONLINE Terpercaya dan Menguntungkan JIKA BERMINAT SILAKAN KLIK BANNER GAMBAR Dibawah ini dan Masukan NAMA dan EMAIL anda di subcriser nanti untuk bisa melihat-lihat Info bisnis Ini

Tidak ada komentar:

Posting Komentar