Rabu, 05 Oktober 2011

BEKAL DARI AYAH


Penulis : ♥ Afri Az Zahra ♥

Fajar menyingsih membawa sejuta keindahan, mentari juga tak mau ketinggalan saat cahayanya mulai terpancar sejuta wajah yang tadinya masih terlelap di balik selimut tebal mulai bangun menatap hari. Di mulai dengan suara merdu nan indah yang terdengar dari sebuah tempat kecil tapi selalu di penuhi puluhan wajah tatkala suara merdu seindah panggilan dariNya di kumandangkan. Seorang lelaki berjalan bergandengan tangan dengan seorang anak kecil memasuki tempat yang di sebut mushala itu. Lelaki itu masih sempat membetulkan kain sarung anaknya sebelum mendirikan shalat. 
Dan anak kecil itu mulai mengikuti setiap gerakan yang di lakukan ayahnya walau harus menguap beberapa kali, di dalam hatinya ia merasa keberatan di saat teman-teman lainnya masih terlelap tidur ia sudah berada di mushala ini. 
Rangkaian gerakan shalat telah selesai kini mereka duduk sambil merapatkan kaki dan mengadahkan tangan. Sang Ayah membacakan doa-doa indahnya sementara sang anak mencoba memahami makna dari bait-bait kata yang keluar dari mulut ayahnya, tapi kelihatannya ia susah memahaminya karena baru pertama sekali mendengarkan bahasa itu. 

'' Ayah, apa yang ayah katakan tadi?'' tanya anak kecil itu. 

'' itu adalah kata-kata yang paling indah di dunia ini putraku, kata-kata itu merupakan doa yang selalu di haturkan umat Islam kepada ALLAH'' jawab Ayahnya. 


'' doa? '' 
''Iya doa. Ali, anakku Nanti sore kamu akan ayah antarkan pada Nek Yah Saleh beliau akan mengajarimu nantinya'' 

Anak kecil itu mengganguk karena dia belum bisa memahaminya dan rasa penasaran mulai menyusup kedalam dirinya. 

¤¤¤ 

Sore itu, lelaki itu memenuhi janji pada putranya, untuk mengantarnya ke rumah Nek Yah Saleh. 

'' Ali, nanti serahkan bingkisan ini pada Nek Yah Saleh ya''. Kata ibunya sebelum mereka berangkat. 

'' Iya mak, tapi apa ini mak?'' 

'' serahkan saja '' 

Lalu dengan sepeda ontel tua mereka berangkat menuju rumah Nek yah Saleh, kurang lebih 20 menit kemudian mereka sampai di sebuah rumah panggung khas Aceh. Untuk masuk kedalam mereka harus menaiki anak tangga dari papan yang tersusun rapi. Ali melangkahkan kaki menaiki tangga tersebut. Ia sempat menghitung jumlah anak tangan itu sebanyak 20 buah. Diatas sana seorang pria tua dengan rambut yang memutih dan jenggot tebalnya menyambut mereka. Sejenak ayah berbincang-bincang dengan pria itu dalam bahasa Aceh. Ali menyerahkan bungkusan yang di berikan Ibunya tadi. 

'' Soe nan neuk?''(*) tanya pria tua itu padanya. 

'' Muhammad Ali '' jawab Ali. 

Pria tua itu mengangguk-ngangguk sembari memegang jenggotnya. 

'' Usianya enam tahun yah, biarkan dia belajar disini'' sambung Ayah. 
Pria tua itu menatap Ali, sembari memakan sirih. Mulutnya mulai memerah. Ia belum yakin dengan calon murid barunya, walaupun anak dari mantan muridnya. 

'' Muhammad Ali, kamu tahu berapa jumlah anak tangga itu?'' tanyanya kemudian sambil menunjuk ke tangga. 

Ayah sempat kaget dengan pertanyaan Gurunya. Tapi Ali yang sudah menghitungnya menjawab dengan lantang. 

'' Dua puluh buah Nek yah''. 

'' bagus-bagus, kamu sangat perhatian untuk bisa belajar dengan baik harus memperhatikan keadaan sekitar agar apa yang di sampaikan dapat di pahami. Sekarang pulanglah besok datang lagi ba'da dhuhur '' kata Nek Yah Saleh.

'' Terimong geunaseh Yah (**)'' ucap Ayah. 

Ayah dann Ali segera pamit untuk pulang. 
¤¤¤ 

Keesokkan harinya ba'da dhuhur Ali kembali di antarkan Ayahnya ke Rumah Nek Yah Saleh, tapi kali ini Ayah langsung pulang dan berjanji akan menjemputnya Ba'da ashar nanti. Ali menaiki tangga-tangga itu perlahan ternyata disana sudah ramai anak-anak seusianya yang sedang mengaji. Ali mulai membuka Al-Qur'annya dan melantunkan surat Al-fatihan di bimbing Nek Yah Saleh. 

Hari ini Ali belajar dengan serius dan banyak diam. Ba'da Ashar Ayah datang menjemputnya kembali. Begitulah selama berhari-hari. Ada saat dimana Ali mulai malas untuk pergi ke rumah Nek Yah Saleh, Ayah tetap mengantarnya. 

'' kenapa kamu tidak mau mengaji? '' tanyannya. 

'' Nek Yah mulai galak yah, kalau kami bercanda sedikit saja langsung di pukul dengan rotannya itu'' Jawab Ali. 

'' itu salahmu, kenapa bercanda saat sedang mengaji. Sekarang ayo berangkat'' 

mau tidak mau, Ali mengikuti sang Ayah menuju rumah Nek Yah Saleh. Seperti biasa Ali membali harus merasakan pedihnya pukulan rotan di tangannya karena salah menghapal Asmaul Husna. Saat pulamg ia menangis menahan sakit. 

'' Ali, kamu tahu apa arti namamu? '' tanya Ayah sembari mendayung sepeda. 

'' tidak, memangnya apa yah? '' 

'' Ayah memberikanmu Nama Muhammad Ali dengan harapan kamu bisa mencontoh Tauladan nabi Muhammad dan kelembutan Ali sahabatnya. Ayah tahu kamu kesal karena Ayah mengantarkanMu pada Nek Yah Saleh tapi Ali, itulah bagian dari tanggung jawab orang tua pada anaknya untuk mendidik ilmu agama sejak dini dan akan di minta pentanggung jawabannya di akhirat nanti''. Tutur Ayah panjang lebar. 

'' tapi Ali sudah belajar di madrasah Ayah, disana juga di ajarkan mengaji bahkan guru Ali baik sekali '' keluh Ali. 

'' Ali, belajar di madrasah itu berbeda. Ayah ingin kamu belajar Ilmu Agama yang lebih, agar kamu bisa menjadi kebanggaan bagi Ayah dan Mamak di dunia dan akhirat. Ayah tak sangggup membekalimu dengan harta dan kekayaan yang melimpah, jadi biarkan Ayah membekalimu dengan Ilmu.. Ilmu yang akan menyelamatkanmu di dunia dan akhirat''. 

Ali tak dapat memahami maksud Ayahnya dengan baik tapi saat Ayahnya memintanya berjanji untuk belajar sungguh-sungguh ia mengangguk. 

Hari-hari berikutnya Ali tak pernah lagi mengeluh pada Ayahnya tentang Nek Yah Saleh yang galak karena Ia tidak pernah lagi kena pukul rotan Nek Yah Saleh. Setiap ada hapalan Ali selalu menghapalnya dengan sungguh-sungguh. Dan sekarang Nek Yah Saleh memanggilnya dengan panggilan '' Muhammad Ali Bustami '' . Bustami adalah nama ayah Ali, kata Nek Yah Saleh seorang anak harus mencantumkan nama orang tuanya di belakang namanya agar ia selalu bisa mengingat dari mana ia berasal. 

Matahari mulai meninggi kala Ayah mengantarkan Ali menuju Rumah Nek Yah Saleh siang itu, pagi tadi Ibunya baru saja melahirkan Adik perempuan yang belum di beri nama. Ali cuma melihatnya sekilas tadi karena Ayahnya segera mengajaknya pergi. Sesampai di rumah Nek Yah Saleh, Ayah lama berbicara dengan Nek Yah Saleh di dalam rumahnya. Sementara Ali asyik bercanda dengan teman-temannya. 

Sebelum pulang Ayah sempat berkata pada Ali '' belajarlah yang baik Ali, gapai semua mimpimu, kuatkan hatimu, jangan pernah tinggalkan shalat'' Ayah memeluknya begitu hangat. Ayah juga di peluk oleh Nek Yah Saleh, kemudian beliau pergi sembari tersenyum menatap Ali, Ali membalas senyuman itu sesaat tapi kemudian kembali bermain bersama teman-temannya nanti sore Ayah pasti akan datang menjemputnya kembali. 

Namun apa yang terjadi? Sorenya Ayah tak kunjung datang hingga magrib menjelang. Ali mulai gelisah sementara teman-temannya sudah pulang dari tadi. Nek Yah Saleh menemaninya dengan menceritakan kisah Nabi-Nabi. Awalnya Ali menyimaknya dengan baik tapi manakala langit mulai mengelap ia gelisah. 

'' Nek Yah, apa tadi Ayah bilang kenapa tidak menjemput Ali?'' tanyanya. 

'' Ali disini saja dulu ya'' Jawab Nek Yah Saleh. 

Ali mulai merindukan Ayah, Ibu dan adik kecilnya yang belum mempunyai nama. 

'' Nek Yah, Ali mau pulang menemui mamak dan adek bayi '' ucapnya. 

Belum sempat Nek Yah Saleh menjawab samar-samar terdengar langkah kaki menaiki anak tangga. Lewat penerangan lampu minyak Ali dapat melihat wajah dari pemilik langkah kaki itu, ia adalah Adun dengan nafas tersengal-sengal ia berkata. 

'' Yah, Bustami ka di tembak lek tentra'' (***). 

Ali sangat terkejut mendengarnya, Nek Yah Saleh menarik tubuh Kecil Ali kedalam pelukkannya. 

'' Innalillahi wainna illahi rajiun'' hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulutnya.


'' Innalillahi wainna illahi rajiun'' hanya kalimat itu yang mampu keluar dari mulutnya.

Ali menangis '' Ayah loen......... !!'' jeritnya. 

Nek Yah memenangkan Ali. 

'' Istrinya dimana sekarang?'' tanya Nek Yah Saleh. 

'' tidak di ketahui Yah, rumahnya di bakar. Jasad Bustami sekarang masih di Rumah Sakit harus ada yang mengambilnya agar bisa segera di kebumikan ''. Jawab Adun.

Air mata semakin deras membasahi wajah kecil Ali. Nek Yah mengajak Ali ke Rumah Sakit, tapi Ali ingin pulang kerumahnya dulu. Dan langkah-langkah kecilnya makin gontai manakala melihat puing-puing kayu yang telah habis di lalap Api. Disana Ali hanya menemukan kain panjang milik ibunya yang tercecer dari dalam lemari ia mencium wangi ibunya lewat kain panjang. Tidak ada yang mengetahui dimana ibu dan adiknya. 

Di rumah sakit ramai di penuhi tentara-tentara. Ali tak pernah membayangkan ada yang tega membunuh Ayahnya. Seorang pria berpakaian tentara berbicara dengan Nek Yah Saleh, sesekali tentara itu melihat ke arah Ali, Ali mengenggam erat tangan Nek Yah Saleh ia takut sekali melihat tatapan tak bersahabat itu. 

Kemudian mereka di antar kesebuah ruangan, disana ada sesosok tubuh yang di tutupi kain putih. Pelan Nek Yah Saleh membuka Kain penutup itu..... 

'' Ayah.......... !!'' jerit Ali manakala melihat wajah Ayahnya yang terbujur kaku tak bernyawa lagi namun masih menyimpan senyuman di ujung bibirnya. 

'' Jangan Menangis Ali, Ingat pesan Ayahmu kuatkan hatimu '' ucap Nek Yah Saleh. 

Ali mengambil kain panjang ibunya dan menutupi jasad Ayahnya, tetesan noda merah masih membasahi dada Ayahnya yang di tembusi peluru. Masih teringat betul bagaimana hangatnya pelukan Ayahnya tadi siang. 
____________________________________________________________
_____
Dan hari ini, setelah dua puluh tahun kemudian. Ali kecil Ayah dulu kini berdiri di hadapan sebuah gundukan nama dan nisan yang bertuliskan namamu. Muhammad Ali Bustami kini telah datang kembali Ayah. Mengandeng namamu di belakang namaku agar aku selalu mengingatmu seperti kata Nek Yah Saleh. Dan disamping pusaramu kini juga ada Nek Yah Saleh yang setia menemanimu. 

Nek Yah, sekarang aku juga sudah menghafal Al-Qur'an. Terima kasih Nek Yah untuk pukulan rotannya dulu, mungkin jika tidak ada pukulan itu aku tak pernah bisa memahami isi Al-Qur'an. 

Ayah, Terima kasih untuk bekal yang engkau berikan bekal ilmu yang telah menghantarkan kakiku ini berpijak di negeri seribu menara. Ilmu jualah yang mengantarkan aku kembali mengijakkan kaki di bumi tanah rencong ini lagi. Ku penuhi janjiku padamu membanggakan Ayah dan mamak di dunia dan akhirat dengan ilmuku. 

Untuk mamak dan adik bayiku yang cantik yang sampai saat ini belum kuketahui dimana keberadaannya. Semoga selalu dalam Lindungan ALLAH. Kadang aku berfikir mungkin kini adikku telah menjadi bidadari surga yang menantiku disana. 

Lewat Butir-butir air langit yang membasahi bumi tanah rencong sore ini kutitip Rindu dan cintaku untuk kalian.

.•*´¨`*•. (`'•.¸ (`'•.¸*¤* ¸.•'´) ¸.•'´) .•*´¨`*•.
'' Ilmu yang walau sedikit lebih bearti jika di amalkan dari pada harta dan kekayaan yang melimpah. 
Bekali diri dengan ilmu, karena ilmu adalah bekal abadi di dunia dan akhirat'' 
`*•.¸¸.•* (¸.•'´ (¸.•'´*¤* `'•.¸) `'•.¸)`*•.¸¸.•*

^^ SEMOGA BERMANFAAT ^^
Salam Ukhuwah ^_^
Keterangan : 
(*) : Siapa namamu nak?
(**) : terima kasih Yah
(***) : ayah, Bustami sudah di tembak tentara.
  
LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA

 
  1.  Kerja System Online
  2.  Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya 
  3.  Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online,  Per-Input dapat  komisi  Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji  Anda 10RbX50Data=500Rb  Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan   500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
  4.  Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi  Internet, Dapat  Dikerjakan   dirumah/diwarnet.
  5.  Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE dibawah ini
Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut

Tidak ada komentar:

Posting Komentar