Assalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh..
Ahmad Syafi’I Ma’arif mengatakan, “Umat Islam itu dapat dilihat dua katagori, yaitu umat Islam berdasarkan cetakan sejarah dan berdasarkan cita-cita agama. Islam berdasarkan sejarah adalah sebuah Islam yang diwarnai oleh event-event sejarah yang disertai oleh berbagai konflik yang tergambar pula dalam perkembangan agama seperti Nashran...i dan juga yang mewarnai umat Islam”.
Islam agamaku. Demikian, setiap muslim memberikan pengakuannya. Ketika ditanya, apakah yang menjadi ‘hijab’ majunya Islam itu ? Apakah yang dimaksudkan dengan ‘hijab’ dalam Islam? Makna “hijab” adalah “sesuatu yang membatasi”, atau “dinding yang membatasi hati manusia dengan Allah”, sedangkan “Islam” bermakna “selamat”, “kedamaian”, dan “kesejahteraan”, sehingga “hijabun Islam” adalah suatu dinding yang membatasi hati manusia untuk memperoleh keselamatan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
Apakah yang menjadi “dinding pembatas” antara keselamatan dan kesengsaraan umat Islam?. Menurut Muhammad Abduh adalah masalah kebodohan dan keterbelakangan umat Islam dalam memaknai hidup dan kehidupannya yang menjadi dinding pembatas yang memisahkan umat Islam dari rahmat dan ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala. Karena itu, jika umat Islam mau maju, maka mereka harus berfikir keras, bagaimana memajukan diri mereka sendiri sebag tidak masuk akal bila kemajuan umat Islam itu diserahkan kepada umat agama lain.
Umat Islam selain pengertian Ahmad Syafi’I Ma’arif, juga dianjurkan untuk memberi selamat atau rahmat, yaitu salah satunya digambarkan Rosulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam, “Rahmatilah apa saja yang ada di bumi . Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi dengan congkak dan sombong serta melakukan kerusakan dan anarkisme”. Apa yang menjadi bagian dari ajaran Islam itu, telah dicontohkan oleh Rosulullah dalam kehidupannya, dan bahkan pada saat umat Islam berperang, Rosulullah selalu berpesan agar tidak memerangi orang yang sudah menyerah, orang tua, anak kecil dan jangan menebang pohon-pohonan.
Kita sudah selayaknya mengikuti jalan Rosulullah yang penuh dengan kelembutan dan kebijaksanaan baik terhadap lawan maupun kawan serta menghindari hasutan hawa nafsu serta amarah yang berlebihan dalam menghadapi dinamika kehidupan yang berlangsung (bukannya merusak tatanan yang telah ada atau fasilitas umum dengan meledakkan bom-bom atau mentargetkan untuk dirusak dengan bom-bom).
Dalam sejarah Islam, pernah ada perselisihan diantara umat Islam sendiri, yaitu dalam politik kekuasaan yang puncaknya adalah terbunuhnya Utsman bin Affan yang pada akhirnya menyebabkan peminggiran kelompok Islam yang lain, sementara naik Ali bin Abi Thalib sebagai pengganti Utsman menyisakan persoalan yang amat rumit.
Utsman yang diwakili oleh Muawiyah sebagai gubernur Mesir ketika itu, bersedia mendukung khalifah Ali bin Abi Thalib asalkan Ali dapat menyeret dan mengadili siapa sebenarnya pembunuh Utsman bin Affan. Namun Ali bin Abi Thalib tidak dapat memenuhi tuntutan ini dan Muawiyah tetap pada pendiriannya. Maka perselisihan semakin memuncak sehingga perangpun tak dapat dihindari. Tentu saja banyak memakan korban jiwa di kedua belah fihak (Perang ini disebut dengan perang Siffin). Konflik demi konflik terus terjadi bahkan Husein cucu Rosulullah tewas secara tragis di padang Karbala. Berbagai rentetan peristiwa tersebut oleh ahli ke-Islaman merupakan “fitnah kubro”.
Islam yang ideal banyak diungkapkan oleh kalangan ahli, misalnya pada saat generasi shahabat Rosulullah yaitu orang-orang terpilih, mengapa ada perselisihan dan bahkan perang diantara mereka? Padahal agama Islam adalah agama yang penuh dengan cinta kasih. Islam itu agama yang dipenuhi dengan aturan-aturan yang membawa hidup umat manusia dalam kedamaian, para pemeluknya diatur jangan dusta, harus selalu jujur, adil dan setetusnya; pemeluk-pemeluk Islam mengutamakan sikap sabar, tawakkal, jangan terpengaruh dalam kehidupan dunia yang fana; umat Islam itu hendaklah menjadi khalifah, menjadi pemimpin untuk menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah, mendahulukan kebijakan serta menyelesaikannya dengan hati yang jernih. Umat Islam sesuai dengan pengertiannya adalah member keselamatan, menciptakan ketenangan, kedamaian dan menghindari melakukan kerusakan di muka bumi. Inilah gambaran Islam yang ideal.
Bila membandingkan antara sejarah Islam yang penuh dengan konflik dengan ideal, maka terungkaplah fakta-fakta bahwa penyebab dari adanya berbagai konflik yang terjadi di tengah umat islam (baik dunia maupun di tanah air), pada umumnya bernuansa politik. Padahal masalah politik di dalam Islam seharusnya yang lebih diutamakan adalah masalah : apakah cita-cita Islam terhadap masalah-masalah yang mendasar bagi umat Islam atau kemanusiaan telah dapat ditegakkan? Contohnya, apakah hak-hak umat seperti mengekspresikan diri, hak memperoleh pendidikan, hak memperoleh hidup layak; apakah perhatian para penguasa lebih berfihak kepada rakyat banyak atau rakyat kecil (mayoritas penduduknya beragama Islam); apakah penguasa telah bersikap menegakkan aturan-aturan hokum atau etika yang bersumber dari Islam dan rasa keadian?
Hal-hal inilah yang menjadi concern umat di dalam hak-hak politiknya. Jadi umat Islam tidak terlalu memiliki kepentingan, apakah penguasa itu berasal dari kelompok tertentu di dalam umat. Islam tidak mengajarkan kepada umatnya untuk bersikap sectarian, fanatic suku atau kelompok, melainkan Islam mengajarkan atau berorientasi kepada ide-ide dan cita-cita Islam yang hakiki.
Selama ini yang terjadi di tengah umat Islam hanyalah simbolisme yang diutamakan, bukan ide-idenya. Sikap-sikap sekterian, sukuisme, fanatisme kelompok lebih menonjol sebagai konsekuensi diantara kelompok Islam selalu saja dilanda konflik yang terkadang sangat memalukan dan memilukan. Islam sekarang menjadi Islam A, Islam A, Islam C, Islam bergaris keras, Islam bergaris lembek, Islam bergaris menengah, sampai-sampai membawa rahmat ke seluruh alam (lil ‘alamiin), membawa rahmat ke internal pun tidak dapat terealisasikan.
Islam merupakan prospek yang sangat ideal dan kontruktif dimana dalam pengertiannya berasal dari “berserah diri” atau “tunduk” dan Islam dalam pengertian “selamat”, yaitu memberikan keselamatan bagi semua landasan para sahabat dan tabi’in mensyiarkan Islam ke dunia yang luas. Demikian pula yang mungkin melatarbelakangi tokoh-tokoh Islam tempo dulu yang mendirikan ormas berlandaskan untuk menjadikan orang muslim agar menjadi factor penting dalam memajukan Islam (bukan menjadikan hijab Islam). Selain itu, mereka dilandasi untuk membangun citra Islam yang ideal (bukan citra islam dalam bentuksejarahnya yang diwarnai oleh berbagai ironi atau konflik).
Mereka sangat mencintai Islam, memupuk Islam dan merawatnya dengan tak kenal waktu, tak kenal cuaca, jauh dari pertimbangan-pertimbangan yang bersifat duniawi, jauh dari pertimbangan ego kelompok. Mereka berkelompok, berasosiasi demi Islam yang agung. Mereka mendahulukan citra Islam daripada citra dirinya dan kelompoknya, yang mungkin penuh dengan kelemahan dan kealpaan atau kelalaian; tak ada alas an lain bagi mereka, kecuali demikian. Niscaya kita dapat membuktikan bahwa kita tidak dapat disebut sebagai “hijab Islam”, tetapi menjadi pelopor dalam menegakkan Islam. Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat…Aamiin.
Bilahit taufik wal hidayah,
wassalamu’alaikum warohmatullahi wabarokatuh
(MM 301042011)
By : Suprih Koesoemo __@
LOWONGAN KERJA ONLINE INPUT DATA
- Kerja System Online
- Penawaran Bonus Gaji Pokok 2 Juta/Bulannya
- Pekerjaan Hanya Mengumpulkan dan Menginput Data yang disediakan program Secara Online, Per-Input dapat komisi Rp. 10.000, - Bila Sehari Anda Sanggup Menginput 50 Data Maka Gaji Anda 10RbX50Data=500Rb Rupiah/Hari. Dalam 1 Bulan 500RbX30Hari=15Juta/Bulan.
- Untuk Semua Golongan Individu Pelajar/Mahasiswa/Karyawan/Siapa saja Yang Memiliki Koneksi Internet, Dapat Dikerjakan dirumah/diwarnet.
- Mendapatkan Gaji 200Rb Didepan Setelah Pendaftaran Untuk Semangat Kerja Pertama Anda.
Cara Pendaftaran : Kirimkan Nama & Alamat Email anda MELALUI WEBSITE dibawah ini
Maka Demo dan Konsep kerjanya selengkapnya langsung kami kirimkan ke alamat web tersebut
Tidak ada komentar:
Posting Komentar